17-Sakura

8.1K 785 38
                                        

Budayakan Vote sebelum membaca

________________________________________















Alden membaca buku tebal sambil meminum minumannya , di hadapannya ada seorang cewek yang sedang berkomat-kamit sambil mencoret-coret kertas dengan angka-angka yang sangat sulit di taklukan sama seperti perasaan orang yang memberikan soal ini padanya.


Moria menggerutu kenapa sih harus ada rumus-rumus yang membuat kepalanya sakit. Moria menatap Alden yang sedang serius membaca dengan serius isi bukunya.

"Kerjaiin soalnya".Ucap Alden tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku tersebut.

Moria mendengkus ." Susah Alden".

"Lo yang kurang berusaha".Ujar Alden tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari buku yang ada di tangannya.

" Tapi ini angkanya banyak banget Alden!Mori pusing".Moria menunjuk soal yang di berikan Alden dengan tatapan ngeri.

"Kan gw udah jelasin di awal".Alden menatap bukunya lalu berpindah duduk di samping Moria.

Alden menghembuskan nafasnya pelan lalu kembali menjelaskan dari awal materi yang ia berikan.

Tapi itu seakan terpantul kembali karena yang Moria perhatikan adalah wajah cowok itu bukan apa yang ia bicarakan.

" Lo ngerti kan? ".Alden menaikan sebelah alisnya.

Dia menghembuskan nafasnya kasar saat menyadari cewek itu malah melamun menatapi wajahnya.

Alden menyentil kening cewek itu dengan sedikit kuat.

" Alden sakit! Alden mau buat kepalanya Mori bolong yah? Ia? Ngakuu! ".

Moria memegang keningnya yang malang padahal hatinya seakan-akan sedang berbunga-bunga.

" Yang nyuruh lo bengong siapa?".Alden memutar bola matanya malas.

"Mori nggak bengong kok! Cuman lagi latihan jadi patung aja".

Serah lu dah Moria serah lu! Sesuka lo aja.

" Lo harus belajar! ".

" Mori tuh nggak pinter Kimia".

"Kalau nggak bisa pinter setidaknya jangan bego".

" Mori percaya kok nggak ada orang yang bego di dunia kita cuman beda kemampuan aja".

Ucapan Moria membuat Alden diam.Alden menatap cewek itu rumit, terkadang Moria itu cewek manja dan kekanak-kanakan tapi dia bisa jadi satu sosok yang bisa berpikir dewasa.

"Terus kemampuan lo apa? ".Tanya Alden pada akhirnya.

" Jangan bilang mecintai gw dengan sepenuh hati".Potong Alden saat Moria baru saja ingin menjawab.

"Yah itu salah satunya sih".Moria mencurutkan bibirnya kebawah .

" Gw nggak ada permen".

"Mori sukanya coklat bukan permen Alden".

" Gak nanya".

"Cuman kasih tau".

" Back to topic! Jadi apa kelebihan lo? ".

Moria mengulum senyumnya ." Bakal Mori tunjukin di malam puncak acara sekolah".

Berarti satu minggu lagi .

"kenapa gak sekarang? ".

" Biar surprise dong Al!Semoga aja Alden terpukau terus jadi suka sama Mori terus kita pacaran , langgeng terus habis itu me-".

ALDEN(END)Where stories live. Discover now