Nineteen (meet ex II)

13 10 0
                                    

Aku bosan jika harus bertemu hadirmu tiap waktu,aku bosan dengan rasa yang tak pernah pudar ini..tolong kasihani hatiku,jangan terlalu dalam kau torehkan  cinta yang telah mati itu....
*Andinian Junetha Hercyn*

Kembalinya sosok itu yang membuat luka lama yang berusaha Dini tutupi kembali menganga.ternyata memperbaiki suatu kesalahan belum tentu bisa memulihkan keadaan laiknya sebelum kesalahan itu terjadi.

Ikraz yang mencoba memperbaiki kesalahannya,namun Dini meresponnya dingin sangat dingin.sahabatnya yang mengetahui akan hal itu berusaha menghibur Dini atau menghalang-halangi agar Ikraz tak mengganggu Dini lagi.Ikraz masih bersikukuh untuk membuat Dini kembali membuka hatinya untuknya seperti yang ia lakukan hari ini di sekolah Dini.

Dari kejauhan Dini terlihat berjalan menaiki tangga dan Ikraz sedari tadi menunggu kedatangan Dini hanya untuk mengucapkan selamat pagi dan berusaha mengajaknya berbicara.

Hii Dini Selamat pagi "sapa Ikraz
Dini berlalu begitu saja tanpa membalas sapaan Ikraz.
"Aku sedari tadi menunggumu Dinn,apa nanti kamu punya waktu untuk berbincang denganku setelah jam istirahat tiba nanti"ujar Ikraz sembari menjajari langkah Dini.

Langkah Dini terhenti kemudian berbalik arah menatap pria yang sedari tadi berbicara padanya.

"Aku tak pernah menyuruhmu untuk menungguiku di setiap paginya,aku juga tak punya waktu hanya untuk berbincang dan mendengarkan omong kosong denganmu.jadi sebaiknya kau ta perlu lagi repot"melakukan hal-hal yang aku sukai.karena sungguh semua itu tak ada gunanya lagi sekarang.kau bisa pergi karena aku telah menemukan orang yang mengerti diriku tak meninggalkanku dikala aku terpuruk dan tentunya lebih menyayangiku"..jelas Dini pada pria yang di depannya kini seketika merubah ekspresinya menjadi murung setelah pernyataan Dini barusan.

Setelah mengatakan hal tersebut Dini bergegas ke kelas dan berusaha tak terlihat menitikkan air mata.

Maafkan aku Raz,aku tak bisa lagi membiarkan hatiku terluka mungkin kita ditakdirkan untuk bertemu sesaat lalu berpisah dan memilih jalan hidup masing-masing.lirih Dini.

Sepeninggal Dini Ikraz baru merasakan bahwa kehilangan itu sungguh menyakitkan dan ia kehilangan karena ulahnya sendiri.dengan langkah gontai ia berjalan menuju dimana motornya diparkir sembari melirik ke arah ruang kelas Dini dan berkata dalam hati

Dini,aku tak tau jika seperti ini akhirnya.memang penyesalan datang di akhir maafkan aku yang memang tak pantas untukmu,semoga yang mendampingimu saat ini lebih menyayangimu Dini..




Are U Sure To Love Me¿(On GOING)Där berättelser lever. Upptäck nu