6

5.9K 541 34
                                    

              

Semua manusia berhak mendapat kesempatan kedua ataupun ketiga kalinya. Apa lagi dalam urusan rumah tangga. Saling memaafkan untuk mempertahankan keadaan agar tetap tentram tentunya.

Tapi, apakah rumah tangga yang sedari awal sudah tidak baik-baik saja dapat merubah kata menjadi baik-baik saja?

"hwekkk"

"minum terus yang banyak!"

Changkyun tidak peduli mendengar ucapan kekasihnya yang sedari tadi memaki-maki dirinya. Ia masih sibuk memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya.

Hanya air yang keluar karena ia memang tidak memakan apa pun tadi malam. Dan itu membuat dirinya merasakan sakit yang amat di bagian perut dan tenggorokannya.

"berapa botol yang lu minum?" tanya Jooheon yang memperhatikan Changkyun dari kasur empuknya.

Changkyun tidak ingat apapun sedari bangun paginya. Saat terbangun, ia sudah berada di kasur Jooheon dan pemiliknya sudah berada di samping dirinya.

Jooheon turun dari kasur. Ia menghampiri Changkyun yang sibuk dengan acara mualnya.

"mampus" Jooheon memaki kembali kekasihnya itu dari dekat.

Changkyun menengok kesamping kanannya dengan mata yang sembab tapi tidak dapat mengurangi tatapan tajamnya seperti biasa.

"apa?!" bentak Jooheon.

"eh eh!"

Changkyun yang sudah lemas tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya untuk tetap bediri kokoh. Jooheon yang tepat berada di sampingnya langsung menangkap tubuh yang lebih kecil itu.

"makanya gak usah kebanyakan gaya"

Ia membantu membersihkan bekas muntahan yang berada di washtafel dan mulut Changkyun. Ia menuntun Changkyun untuk kembali ke ranjang empuk yang berada disana.

"lo demam"

"hmm"

Changkyun memejamkan matanya. Ia merasa pusing.

'harusnya gue gak sesetres ini' ucapnya dalam hati.

Changkyun kembali membuka matanya. Ia merasa ada yang mengelus matanya pelan.

"apa?" tanyanya serak.

Matanya bertemu dengan manik Jooheon. Tadi, Jooheon mengahapus air mata yang menetes dari sudut mata Changkyun.

"gue gak bisa masak"

"pesen aja. Gak mungkin gue masak sekarang" jawab Changkyun kembali memejamkan matanya.

"bukan masak itu"

Jooheon beranjak dari duduknya. Ia mengambil handphone dan menelpon seseorang.

"hallo bun, Chang-" belum selesai mengadu, Changkyun sudah terlebih dahulu merebut handphone yang bertengger di telinga Jooheon dan mematikannya cepat.

"lu apa-apaan sih" Changkyun membentak melupakan rasa pusingnya.

"mau bilang ke bunda kalo lu habis minum" jawab santai Jooheon.

"gila, bisa-bisa gue diceramahin seharian"

"ck makanya gak usah kebanyakan gaya minum-minum segala. Sana balik, banyak tingkah banget sih istri gue" oceh Jooheon sambil mendorong-dorong pelan punggung Changkyun untuk kembali ke tempat tidurnya.

Jooheon memutuskan untuk menghubungi mamanya. Meminta untuk membuatkan sup yang bisa menyembuhkan orang sehabis minum. Tapi, Jooheon mengatakan jika ia yang minum bukan Changkyun.

Setelahnya, Jooheon menghampiri Changkyun. Ia duduk bersandar disamping istrinya. Memperhatikan bibir pucatnya yang mengering.

'nyium istri sendiri gak salahkan?'

Changkyun membuka matanya ketika merasakan benda kenyal menempel pada bibirnya. Ia yang sudah sadar jika itu adalah bibir Jooheon langsung memukul-mukul dada pasangannya itu.

Jooheon memegang tangan Changkyun. Ia mulai menggerakan bibirnya disana tidak memperdulikan protesan dari sang kekasih.

Changkyun yang mulai terbuai menutup matanya pelan.

Sekitar 10 menit, Jooheon melepas ciumannya ketika menyadari Changkyun mulai kehabisan nafas.

"ngapain sih" Changkyun menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya yang memerah.

"ngebasahin bibir Lu"

Jooheon menarik selimut yang menutupi Changkyun "turunin goblok. Lo gak bisa napas"

Changkyun menurutinya. Jooheon yang melihat wajah hingga kuping kekasihnya memerah tertawa hingga dimple yang sudah dalam semakin dalam.

"tuh kan!" Changkyun memukul lengan Jooheon kencang. Ia membalik badannya ke arah lain. Menyembunyikan wajah bak tomatnya dari Jooheon.

Jooheon memegang dada kirinya. Ia bisa merasa detakan yang tidak biasa disana. 'Lo bukan gay Joo' ucapnya.

















"udah mendingan?" tanya Jooheon sambil menempelkan telapak tangannya di jidat Changkyun.

Seharian, Changkyun hanya bergulat dengan kasur ditemani Jooheon.

Hari ini, Jooheon memutuskan untuk tidak pergi bekerja. Ia lebih memilih menemani Changkyun yang sedang sakit. Lagi pula ia bekerja di perusahaan ayahnya sendiri. Jadi, Jooheon bebas melakukan apapun.

"sini" Changkyun menepuk sebelahnya yang kosong.

Hap

Changkyun memeluk Jooheon erat. Jooheon yang diperlakukan secara tiba-tiba hanya mengerutkan keningnya bingung.

"g-gak papakan kalau kayak gini?" tanya Changkyun yang terendam oleh dada bidang milik Jooheon.

Jooheon membalas pelukan itu. Entahlah, ia merasa senang diperlakuan seperti ini.

Jooheon mengusap punggung Changkyun. Ini pertama kalinya mereka tidur bersama dengan keadaan yang normal.

"cepet sembuh entar gue ajak lo jalan" bisik Jooheon di telinga Changkyun.

Changkyun hanya membalasnya dengan anggukan. Ia menahan malu dengan perbuatannya sendiri.








TBC

I'm Not A Gay •Jookyun✔Where stories live. Discover now