26

3.5K 387 50
                                    

"tanyakan pada Changkyun. Dia mengetahui semuanya"














Changkyun mengguling-gulingkan badannya di atas kasur. Sudah 2 jam lamanya, tapi ia tidak tahu harus melakukan apa hari ini.

Tentang kejadian semalam Changkyun kembali ragu dengan ucapannya.

Membunuh mantan mertuanya? Huh, mustahil. Untuk memegang pisau saja ia takut. Apalagi harus membunuh orang.

Tring ning tring ning

Changkyun menghentikan aktivitas guling-menggulingnya ketika hp yang berada di atas nakas samping kasur berbunyi.

"halo?"

"jalan xxxxx"

Pip

Changkyun mengerutkan dahinya bingung. Ia menatap datar layar hp yang menunjukkan sederet rentenan angka.

Tanpa ingin memperpanjang dengan kebingungannya, ia bergegas membeli beberapa makanan untuk mengisi perutnya.

Changkyun berjalan dengan siulan kecil yang menemani di setiap langkahnya. Komplek sepi membuat dirinya sangat nyaman tinggal di kawasan perumahan itu.

Kakinya memasuki swalayan kecil di ujung komplek. Ia membeli beberapa makanan dan minuman. Setelahnya, ia duduk di salah satu kursi yang sudah tersedia di sana.

Sore hari yang cerah dan menyejukkan membawa angin sejuk di setiap tiupannya.

Semenjak ia tinggal sendiri, Changkyun tidak pernah menjadwalkan makannya. Jika ia lapar, ia akan makan. Dan jika tidak, Changkyun akan melewatinya begitu saja.

Sebuah mobil berhenti di depannya dan seonggoh manusia keluar dari dalam. Menghampiri Changkyun yang sedang menikmati acara makannya.

Bugh!

"dimana anak dan istriku, sialan?!"

Changkyun menjatuhkan makanannya ketika orang berumur itu menarik kerah bajunya dan memukul pipi sebelah kanannya. Rasa ngilu mulai ia rasakan.

Tangan Changkyun mendorong lelaki yang ia ketahui adalah tn.Park dengan pelan.

Keduanya dijadikan tontonan oleh beberapa orang yang tidak sengaja lewat ataupun sedang berbelanja di sana.

"maaf, saya tidak mengerti" dengan sopan, Changkyun mempersilahkan duduk tn.Park yang sepertinya sedang terendam emosi.

"jangan berbasa-basi! Dimana anak dan istriku?!"

Bisik-bisikan orang mulai terdengar. Mereka menatap Changkyun dengan tatapan mematikan. Menggosipkan sesuatu yang belum tentu benar.

"bisa jelaskan perlahan? Saya tidak mengerti" berusaha sabar, Changkyun membuka suara.

Masih dengan emosi yang mencuak, tn.Park menjelaskan semua kejadianya. Ny.Park dan Woosang hilang entah dimana. Dan tadi pagi, tn.Park mendapat telpon jika Changkyun mengetahui semuanya.

Changkyun mengerutkan alisnya berpikir. Ia menjadi ingat dengan nomor tidak dikenal yang menelponnya beberapa saat lalu.

Tanpa pikir panjang, mereka bergegas menuju lokasi yang Changkyun arahkan.

Hari mulai menjelang malam. Kedua orang yang tercakup umur yang jauh masih berusaha mencari ibu dan anaknya.

Hingga sampai keduanya di lahan yang sangat luas, bayangan seseorang memberhentikan mobil yang mereka tumpangi.

Changkyun menjadi orang pertama yang keluar dari mobil itu terdiam kaku melihat pandangan di depannya.

Merasa ada yang janggal, tn.Park menyusul Changkyun keluar. Dan ia bisa melihat keluarga kecilnya telah bersimpah darah.

I'm Not A Gay •Jookyun✔Where stories live. Discover now