11. Retreat

18.5K 1.9K 1.3K
                                    

“Mencintai kamu ternyata adalah sebuah kesalahan terbesar dalam hidup aku.” — Sarah Anastasia

Chapter ini diketik 5130 kata.

Happy Reading!

***

Sarah menyugar surai panjangnya di depan cermin. Hatinya sedang berbunga-bunga hari ini, karena kejadian semalam.

Ia memoles wajahnya dengan bedak bayi, serta menyemprotkan parfum dibagian pergelangan tangan serta leher jenjangnya.

Sarah menyisipkan rambutnya ke belakang daun telinga, lalu ia tersenyum manis ketika mendengar suara bel apartemennya berbunyi.

Pintu unitnya Sarah buka dengan tak sabar. Namun, ia sedikit terkejut melihat penampilan Reinal pagi ini.

"Rei, kamu berantem lagi?" tanya Sarah lalu menangkup wajah Reinal gemas. "Kok lukanya tambah banyak?"

Reinal dapat sangat jelas melihat tatapan cemas dari Sarah membuat hatinya menghangat. Tapi, pagi ini Sarah tidak terlihat menghindarinya. Apa itu artinya Sarah belum mengetahui bahwa Jordan tengah koma di rumah sakit?

"Rei, jawab...," pinta Sarah.

Reinal mengangguk pasrah, "Ada pertandingan semalam."

"Kenapa nggak di cancel aja? Kamu kan semalam juga abis babak bel—"

Reinal menaruh jari telunjuknya didepan bibir mungil Sarah. "Ceramahnya nanti aja, kita berangkat sekarang."

Sarah membisu, selama di dalam lift ia sibuk memegang kedua pipinya yang memanas. "Masih pagi, Sarah. Jangan flirting dulu." batinnya.

Keduanya sudah memasuki mobil Reinal. Mobil itu kini melaju menuju sekolahnya tanpa percakapan apapun.

Sarah menoleh kesamping dan menatap Reinal gemas. Cowok itu hanya melirik sesekali dari balik kacamata hitamnya.

"Pasti pertandingan semalam, kamu menang lagi?" goda Sarah seraya tersenyum manis.

"Hm," balas Reinal.

"Nggak kebayang deh, sakitnya pukul-pukulan sama kamu." ujar Sarah sambil meringis membayangkan betapa sakitnya pukulan Reinal saat memukul lawannya.

"Pernah nggak, lawan kamu sampai ada yang masuk rumah sakit pas abis pertandingan?" tanya Sarah dengan kedua bola mata gemasnya dan raut wajah penasarannya.

"Pernah." jawab Reinal.

"Dan, itu Jordan." lanjutnya dalam hati.

Sarah kembali bersandar pada kursi mobil Reinal, ia masih terus membayangkan sudah berapa orang yang tumbang melawan Reinal?

"Gak usah dibayangin."

Sarah mencibir, memangnya salah jika hanya membayangkan sakitnya luka akibat pukulan dari cowok itu?

***

Sarah dengan ceria masuk kedalam kelasnya. Ternyata, Arthur bilang Pak Mamat telat masuk kelas. Sarah memilih untuk melihat-lihat isi ponselnya.

Dara, Jeje dan Tiffany belum datang. Sarah kepagian sekarang, Reinal menjemputnya terlalu cepat.

Ia mengerutkan keningnya, ketika pop up chat dari Erick muncul dilayar ponselnya. Sarah segera membuka pesan tersebut.

Erick mengirimkan sebuah video yang Sarah sendiri belum tau isinya apa. Tak lama Erick kembali mengirim pesan text.

Erick.

Reinalsarah [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now