17. Second Date

17.2K 1.6K 821
                                    

“Gak ada yang perlu ditakutkan. Kita sepakat untuk saling percaya.” — Reinaldo Pradipta.

Chapter ini diketik 7240 kata.

Happy Reading!

***

Buggati Divo milik Reinal memasuki gerbang SMA Perwira. Senyum tak pernah lepas dari wajah cantik Sarah.
Keduanya turun, Reinal melepas kacamata hitamnya sedangkan Sarah membenarkan tatanan rambutnya dan menghampiri Reinal membuat beberapa siswi yang baru berdatangan memekik melihat betapa tampannya Reinal dengan jaket hitam Galestronya serta baru saja melepas kacamatanya.

Sarah mencibir, “Gak usah tebar pesona bisa? Aku cemburu tau gak?”

Lalu Sarah memutar tubuhnya dan hendak melangkah meninggalkan Reinal di parkiran.

“Apa yang perlu dicemburuin? Aku milik kamu,”

Kedua mata Sarah sukses dibuat terbelalak dan spontan menoleh kearah Reinal yang dengan sialnya malah terkekeh pelan membuat para cewek-cewek yang dari balkon berteriak memanggil namanya.

I'm wrong?” tanya Reinal.

Sarah mendengus pelan, “Kamu tuh paling bisa ya, ngebuat wajah aku kayak kepiting rebus. Udah ah aku malu, bye.”

Lengkungan di bibir Reinal terukir, dia bahkan masih bersandar di badan mobilnya sambil memperhatikan Sarah berjalan meninggalkannya, perempuan itu benar-benar menggemaskan. Tak lama teman-temannya pun datang.

“Idih kembaran gue udah masuk sekolah, mangstap!” pekik Agil yang langsung turun dari motornya dan mendekati Reinal.

“Nal, awas virus,” ejek Gavin dengan tawanya.

Mereka segera berjalan melewati koridor. Semua pasang mata menuju ke arah anak-anak Galestro. Mahakarya Tuhan yang paling indah sedang berada di hadapan mereka.

Karina yang sedang berjalan gontai melewati koridor tak sengaja berpapasan dengan mereka.

“Aduh ayang beb, kenapa jalan gak liat-liat?” tanya Agil sambil membantu merapikan buku-buku Karina yang berjatuhan.

Agil memberi kode kepada teman-temannya untuk meninggalkannya. Karena ini adalah suatu kesempatan langka yang Agil punya.

Karena Erick, sayembaranya terpaksa bubar paksa. Jadi hingga saat ini, Agil masih mencari siapa perempuan yang akan menempati ruang dihatinya.

“Maaf, Kak. Gak sengaja,” kata Karina lalu kembali berdiri dan menatap Agil malu.

Agil yang sepertinya salah tingkah langsung membenarkan letak topinya. Dia saja tak paham kenapa bisa se–mendebarkan ini saat dekat dengan Karina.

“Mau dibawa kemana bukunya?”

Karina melirik wajah Agil sekilas, “Ke perpustakaan, Kak.”

“Mau gue anter?”

Karina mendongak melihat wajah Agil. Entah kenapa laki-laki dihadapannya ini berubah 180 derajat ketika tidak sedang bersama teman-temannya.

“Boleh, Kak.”

Akhirnya Agil mengambil alih buku yang ada digenggaman Karina, mencoba untuk gentleman sesaat. Namun, tiba-tiba suara ejekan dari teman-temannya memenuhi koridor.

“KARINA! JANGAN MAU DI PEPET SAMA PLASTIK ALFA*MART!”

“RIN! JANGAN LUPA BACA AYAT KURSI!”

Reinalsarah [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now