12. Masa lalu & Ruang Rahasia

20.9K 1.8K 1.8K
                                    

“Sarah Anastasia adalah milik saya.” — Reinaldo Pradipta.

Chapter ini diketik 7041 kata.

Happy Reading!

***

“Aku jatuh cinta sama kamu, Sarah.”

Reinal menjauhkan wajahnya dari telinga Sarah dan menatap wajah perempuan cantik itu dengan lekat.

“Jatuh cinta?”

Sarah tertawa miris, lalu hingga air matanya menetes. Ia harap ini hanya halusinasinya saja. Sarah kembali menatap Reinal dengan sisa air mata pada pipinya, laki-laki itu ada dihadapannya, menyatakan perasaannya kepada Sarah sekarang.

Sarah menatap Reinal dengan wajah tanpa ekspresinya serta kedua bola mata berkaca-kaca.

“Aku harap ini cuma mimpi,”

Reinal merasa napasnya begitu sesak ketika Sarah malah berharap bahwa semuanya hanya mimpi atau bahkan halusinasu perempuan itu saja.

Reinal memajukan wajahnya hinggga kepala Sarah sudah membentur dinding unit apartmennya.

“Aku bisa buktiin kalau ini semua bukan mimpi,” kata Reinal seraya memejamkan kedua mata lalu memiringkan wajahnya hingga kini bibirnya menyentuh bibir ranum milik Sarah.

Tubuh Sarah menegang ketika ia merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya. Reinal benar-benar menciumnya dalam keadaan sadar.

Air mata Sarah jatuh hingga mengenau pipi Reinal. Sarah tidak boleh mengingkari janjinya sendiri untuk menghapus perasaannya kepada Reinal.

Kedua tangan Sarah hendak mendorong dada bidang Reinal, namun cowok itu malah menahannya dan menangkup wajah Sarah untuk memperdalam ciumannya.

Reinal melumat lembut bibir Sarah, namun Sarah tidak berniat untuk membalasnya dan air matanya kembali menetes.

Reinal melepas tautan bibirnya dengan Sarah lalu menatap perempuan itu dalam. Ia mengusap pipi Sarah lembut.

“Kenapa nangis, hem?”

Bibir Sarah gemetar, entah kenapa dadanya terasa sangat sesak. Padahal Reinal, laki-laki yang Sarah gilai kini ada dihadapannya.

“Berhenti membuat semua mimpi aku menjadi nyata,” kata Sarah dengan bibir gemetar.

“Aku akan menjadikan semua mimpi kamu menjadi nyata.”

Sarah lelah, ia sudah tak ada tenaga untuk mengusir Reinal dari sini. Sarah segera menekan nomor dilayar ponselnya.

“Telpon siapa?” tanya Rein ketus.

“Pusat keamanan apartemen ini,” kata Sarah seraya menjauhkan tubuhnya dari Reinal.

Setelah Sarah melapor pada keamanan apartemen Avalon ia kembali menghampiri Reinal dan menatap cowok itu dingin.

“Kamu nggak takut nanti dilaporin ke polisi karena udah mengganggu kenyamanan aku?” ancam Sarah namun Reinal hanya menanggapi santai.

Reinalsarah [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now