5. Autophobia

531 191 103
                                    

"Njir lah bunyi apaan tadi," tanya Sakata dalam hati.

Sebenarnya Sakata tidak takut akan kegelapan ataupun hantu. Zombie aja sering dibantainya, kalau dalam game.

Namun, sayangnya Sakata mengidap Autophobia, yakni phobia yang membuat seseorang merasa bahwa sendirian merupakan hal yang menakutkan.

Keringat dingin mengucur dari pelipisnya, jantungnya berdebar-debar, dan dadanya juga mulai terasa sesak,

"Jangan-jangan ada hantu yang udah nyadar keberadaan manusia ganteng kayak gue ni, masih nyangkut di sekolahan," pikir Sakata sambil memegangi hidungnya.

Semakin lama, ia merasakan aroma tidak sedap dari bajunya yang basah kena air becekan tadi, ia juga sedari tadi memegangi perutnya, "Sialan, saking takutnya jadi pengen boker juga".

Kreeekk

Tiba-tiba terdengar pintu kelas 12-A yang bergeser.

"Mati gue, mesti nahan beol dan takut sekaligus. Ngga elit kan kalo gue mati trus diberitain, anak SMK tewas karena menahan BAB!! Siapa pun tolongin gue!!," jerit Sakata dalam hati.

Ia semakin khawatir akan dimakan oleh sesosok yang membuka pintu itu.

Ia sadar bahwa kemungkinan aroma seragamnya itu bisa tercium sampai radius 3 Kilometer.

Buset ngeri amat perkiraannya Sak. Kalau begitu sih, Korona juga istighfar dah kalau mau nempel ke lo// Author.

Tiba-tiba terdengar pula suara kursi yang bergeser seperti telah tersenggol oleh sesuatu.

Tidak hanya aroma seragamnya, sekarang pun ia juga merasa bahwa detak jantungnya akan terdengar ke dunia lain,

"Ayo lah muncul portal rahasia..," kata Sakata dengan putus asa. Ia juga tidak berani membuka matanya.

Keadaan Sakata benar-benar komplikasi di dalam lemari itu.Takut, sesak napas, kebelet beol, kedinginan, bibir pecah-pecah, lutut panas mau meledak, dan juga harus menghirup udara kotor dan berbau. Jari kakinya pun sampai keriput karena sepatunya hampir penuh dengan keringatnya.

Sakata merasa sudah tidak tahan dengan kondisinya itu dan memutuskan ingin keluar. Ia membuka matanya.

Deg.

Detak jantung Sakata seakan tuma'ninah, alias berhenti sejenak.

Sepasang mata melihat ke arahnya pada lubang lemari yang tepat berada di hadapannya.

Napasnya semakin sesak, pandangannya kabur, dan akhirnya kesadarannya pun menghilang.

***

"Ni orang pingsan atau latihan meninggal?,"

" Jangan-jangan emang tinggal jasadnya doang. Rohnya udah masuk ke portal rahasia,"

Samar-samar Sakata mendengar suara orang mengghibahi dirinya. Kesadarannya lambat-laun mulai kembali. Saat ia benar-benar sadar—

"HANAKO!1!1!," teriak Sakata dengan mata melebar dan napas yang cepat.

Shima melempar seragam ke arah Sakata, "Cepet pake. Bentar lagi kita berangkat sekolah"

Sakata masih terbengong. Ia pun teringat sesuatu, "EH? LU KAN-"

BRAK

Shima melemparkan tas ke wajah Sakata.

"CEPETAN!!," teriak Shima.

Sakata mengangguk dengan cepat dan segera memakai seragamnya.

**

Mereka bertiga, Shima, Sakata, Senra berjalan menuju sekolahan. Sakata berjalan di belakang Shima dan Senra.

Di tengah perjalanan, Sakata merasa haus sampai-sampai kulit bibirnya terkelupas. Maka dari itu, ia mampir dulu ke lapaknya Amatsuki yang tak jauh dari asrama.

"Anjur sampe kesini ni orang, iya nanti gue bayar uang kas kok," kata Amatsuki.

"Yaelah Su, gue mau beli. Eum, pagi-pagi enaknya susu aja deh," jawab Sakata.

"Oke. Mau rasa apa? Rasa yang pernah ada atau rasa ingin memiliki?," tanya Amatsuki.

"Rasa ingin mencubit ginjal lo ada ngga?"

"Eh hehe canda Sak. Pake es ga nih, " tanya Amatsuki lagi.

"Ya pake lah. Kalo ga pake es bukan susu namanya, tapi uu, " jawab Sakata cerdas.

"Oiya bener juga lo, songkok tok dalang. Wait ya"

Setelah mendapatkan susu rasa mangga dari lapak Amatsuki, Sakata berlari menyusul lalu berjalan di belakang Shima dan Senra.

Matanya mengarah pada Senra, kemudian pada Shima, dan mengarah pada Senra lagi.

"Plis, gue ngga paham. Bisa jelasin yang terjadi ke gue? dan lu berdua siapa? eh maksud gue lo,makhluk yang nampak kalem dan ngantukan. Kalo si tahi lalat itu sih emang gue ingatin terus. Kampret banget dia ngibulin gue," kata Sakata sambil memalingkan wajahnya.

"Sorry, gue lupa kalo ada keberadaan lo, haha. Gue Senra, dari jurusan otomotif," kata Senra memperkenalkan diri.

"Oh gitu. Gue Sakata, dari jurusan Akuntansi"

"Kalo gue—"

"Gue ngga nanya lu," kata Sakata.

"Njir" umpat Shima.

"Oke, kenalan udah, sekarang tolong jelasin ke gue yang sebenernya. Kenapa gue bisa ada di asrama lo," tanya Sakata dengan tatapan tajam kepada Senra.

-------

Hai-hai, arigatou masih mau membaca sampai sekarang!! That's awesome.

*Kenalan lagi kuy sama cast USSS hijrah

**Satu lagi pemeran figuran chapter ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**Satu lagi pemeran figuran chapter ini. Amatsuki, si penjual susu kocok depan asrama

 Amatsuki, si penjual susu kocok depan asrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

That's it. Don't be shy to comment and vote yaa, see you next chapter ^_^

『𝖀𝖘𝖘𝖘 𝕳𝖎𝖏𝖗𝖆𝖍』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang