14 | Tata Cara Menulis dialog yang Benar

117 5 1
                                    

Tata Cara Menulis Dialog yang Benar

🍁1. Penggunaan tanda titik di akhir dialog

Contoh salah : “Aku yakin dia pemenangnya”.
Contoh benar : “Aku yakin dia pemenangnya.”
Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog.

Apabila diiringi narasi, maka ketentuannya seperti ini :
  • Contoh salah : “Dia memang sangat berbakat.” menatap Bayu kagum.
  • Contoh benar : “Dia memang sangat berbakat.” Menatap Bayu kagum.

Apa yang membedakannya? Huruf awal narasi. Huruf awal narasi harus didahului oleh kapital.

Jika narasinya berada di awal, maka ketentuannya seperti ini :
  • Contoh salah : Andi tersenyum, “Kamu adalah sahabat terbaik.”
  • Contoh benar : Andi tersenyum. “Kamu adalah sahabat terbaik.”

Contoh pertama salah karena penggunaan tanda baca yang kurang tepat dalam sebuah konteks kalimat. Contoh di atas merupakan dua kalimat yang berbeda dan harus dipisahkan oleh tanda titik.

🍁2. Penggunaan tanda koma di akhir dialog

Tanda koma di akhir dialog digunakan bersamaan dengan dialog tag. Apa itu dialog tag? Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog. Fungsinya menginformasikan si pengucap kepada pembaca. Selain itu, dialog tag digunakan apabila dialog tersebut isinya tentang pengungkapan sesuatu. Diawali dengan huruf kecil setelah tanda petik. Dan di tandai dengan : “ujar, kata, pekik, sambung, tukas, ungkap, dan lain sebagainya.”

• Contoh salah : “Aku yang membuang kucing itu.” Ungkap Daniel.
• Contoh benar : “Aku yang membuang kucing itu,” ungkap Daniel.

Di mana perbedaannya? Coba perhatikan. Contoh awal, tanda bacanya adalah (.) yang seharusnya (,).
Kemudian, huruf awal setelah dialog adalah besar. Padahal, seharusnya huruf awalnya adalah kecil.

Perhatikan contoh berikut ini.
  • Contoh salah : Salsa berkata. “Sepeda barumu kupinjam.”
  • Contoh benar : Salsa berkata, “Sepeda barumu kupinjam.”

Nah, frase sejenis “Ungkap Daniel” dan “Salsa berkata” itulah yang disebut sebagai Dialog Tag.
Apabila dialog tagnya berada di awal seperti contoh Salsa, maka setelah kata “Salsa berkata” diberi tanda baca (,) baru kemudian memulai dialog dan di akhiri dengan tanda baca (.) sebelum tanda kutip penutup sebagai tanda baca.

Apabila dialog tag berada di akhir seperti contoh Daniel, maka gunakan tanda baca (,) sebelum tanda kutip penutup dalam dialog.
Catatan : Huruf awal setelah dialog adalah huruf kecil.

🍁3. Penggunaan tanda seru di akhir dialog

Tanda seru biasanya digunakan untuk menegaskan, memberi peringatan, ungkapan marah dan berteriak.

Perhatikan contoh A
  • Contoh salah : “Pergi dari rumahku sekarang.” bentak Rafli.
  • Contoh benar : “Pergi dari rumahku sekarang!” bentak Rafli.

Kenapa contoh awal salah dan contoh kedua benar?
Lihatlah narasi setelah dialog. Di sana narasinya adalah “Bentak” yang mana sudah pasti intonasinya tinggi, bukan? Untuk itulah, tanda bacanya menggunakan (!).

Perhatikan contoh B
  • Contoh salah : “Aku tidak sejahat itu!” ucapnya lirih.
  • Contoh benar : “Aku tidak sejahat itu …” ucapnya lirih.

Kenapa contoh awal salah? Padahal, itu sebuah bentuk penegasan. Dia menegaskan bahwa dia tidak sejahat yang orang kira.

Kalau dilihat dari segi ungkapan memang benar. Lalu apa yang salah? Narasinya. Coba perhatikan lebih detail. Penulis memberi narasi “ucapnya lirih.” yang mana kata lirih intonasinya rendah. Tidak sesuai dengan pengertian tanda seru itu sendiri, bukan? Jadi, harus di perhatikan baik-baik, yaa.
  Catatan : Apabila ingin menggunakan contoh B (contoh salah), maka setelah dialog tidak usah menggunakan narasi lagi.
• “Aku tidak sejahat itu!”
Atau,
• "Aku tidak sejahat itu!" tegas Diana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Materi Kepenulisan (KOPI)Where stories live. Discover now