18

14.8K 4.5K 3.1K
                                    

Sunoo termenung, sendirian di atas batu besar, melamun dengan pandangan mengarah ke air sungai yang mengalir.

Jake pergi beberapa menit yang lalu untuk mencari sesuatu, dia dilarang ikut karena Jake menganggap kalau dia akan jadi pengganggu.

Rasanya... sakit. Seorang teman yang ia percaya menyebutnya penganggu, hatinya bagai disayat pisau, sangat perih dan sesak.

Andaikan ada Youngbin, mereka bertiga pasti bisa bekerja sama dan tidak akan seperti ini.

"Kayaknya, dari dulu gue emang pembawa sial deh," gumam Sunoo, kemudian beralih pandang ke lengannya yang terluka gara-gara Daniel.

Lengannya sudah dibalut dengan kain, sementara kakinya tidak tersentuh sama sekali. Biarkan saja patah, dia tidak peduli. Hatinya lebih sakit dibandingkan kakinya.

Apa lebih baik dia pergi sendiri saja tanpa Jake?

Drap drap drap

Ah, itu pasti Jake. Sunoo tak peduli, air sungai jauh lebih menarik perhatiannya daripada rekannya yang entah masih menganggapnya atau tidak.

Drap drap drap

Tapi, kalau itu Jake... kenapa dia tidak memanggilnya atau memarahinya seperti sebelumnya?





ZRENGGG!






BRUK!






Huft, untung saja. Sunoo langsung menggulingkan badan ke samping dan jatuh di atas bebatuan, menghindari serangan gergaji mesin yang hampir membelah tubuhnya menjadi dua.

Menyeramkan, tapi memang begitu adanya.

"Sial," umpatnya lalu berdiri, terpaksa dia harus melawan robot aneh itu. Dia tidak bisa lari, kakinya kanannya patah, lengannya terluka, Jake belum kembali, jadi dia akan melawan robot itu sendirian.

"Selamat sore, Sunoo."

Sunoo terkejut. "Loh, kok tau nama gue?"

"Apa sih yang saya tidak tahu?"

Sunoo berdecih, kenapa sih semua yang berhubungan dengan Survival Games menyebalkan sekali? Dimulai dari orang yang suka memberi pengumuman sampai robotnya.

"Kamu tidak bisa berbuat apa-apa, jadi menyerahlah."

"Nyerah? Gak akan!"

"Oke."





ZRENGGG!







DUAKH!







Hanya dengan sekali tendang, robot itu terpental ke belakang. Sunoo tertawa bangga, hebat juga dirinya. Tapi sekarang kaki kanannya berdenyut hebat, mulai menunjukkan tanda-tanda kalau lukanya kembali mengeluarkan darah.

"Gue gak bisa disini terus, tapi Jake gimana?"

Sekarang dia bimbang, dia harus bagaimana? Ah, dia lebih baik pergi saja. Dia lebih baik bunuh diri daripada mati di tangan robot aneh itu.

"Semoga robot itu gak ngikutin," gumamnya, lalu berlari terseok-seok ke arah yang berlawanan, menjauhi sungai sebelum matahari terbenam.

















































Tanpa tahu kalau Jake memang meninggalkannya, demi mencari Heeseung untuk ia bunuh malam ini juga.












































Survival Games | I-LAND ✓Where stories live. Discover now