Shahrukh menatap jauh ke luar melalui kaca jendela mobilnya. Kini ia hanya merasakan hampa. Jiwanya telah melayang pergi meninggalkannya sejak malam itu. Dirinya bukan lagi dirinya yang sama. Ia telah kehilangan dirinya sendiri. Ia bahkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk mengembalikan jiwanya.
Kenyataan pahit yang dikatakan oleh Kajol pada hari itu cukup membuatnya hancur. Wanita itu tidak hanya menyakiti hatinya tapi juga mengkhianati pernikahan mereka. Pernikahan sepuluh tahun yang susah payah mereka bangun dengan cinta. Entah siapa yang harus bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Dia tak mau tahu tentang itu. Ia hanya ingin memutar waktu dan mengubah semuanya. Namun tetap saja. Semuanya sudah terlambat.
"Pak, kita sudah sampai."
Shahrukh memperhatikan sekitarnya. Ia mengambil nafas dalam-dalam sebelum keluar dari mobilnya. Seorang pria memakai kopiah putih dan berkumis tebal menghampirinya dengan senyum.
"Assalamualaikum, Khan saab. Apa kabar? Senang bisa bertemu denganmu lagi." ujarnya sembari menjabat tangan sang aktor.
"Waalaikumsalam. Aku baik. Bagaimana denganmu?" Shahrukh tersenyum tipis. Pria di hadapannya mengangguk mantap.
"Mari, ikuti aku."
Shahrukh menoleh pada Ravi dan memberi isyarat padanya untuk meninggalkannya sendirian. Lalu ia dan pria itu berjalan menyusuri jalan setapak yang tidak begitu besar. Sembari berbincang ringan pria itu mengantarnya pada tujuannya.
Mereka berhenti di depan dua kubur dengan nisan yang besar. Shahrukh menatap nisan itu lekat-lekat. Disana tertulis nama kedua orang tuanya. Tanpa ia sadari matanya sudah berkaca-kaca.
"Pak, bisakah kau meninggalkanku sendirian?" pinta Shahrukh tanpa mengalihkan tatapannya. Pria yang mengantarnya hanya mengangguk dan segera pergi dari tempat itu.
Shahrukh menatap makam kedua orang tuanya secara bergantian. Hatinya berdesir hangat. Semilir angin mulai terasa lebih kencang. Ia bisa merasakan orang tuanya hadir dan menatapnya.
Kakinya lemas. Lemas sekali hingga tak mampu menahan beban berat tubuhnya. Ia limbung dan terduduk di depan makam. Kepalanya tertunduk dalam-dalam. Ia menangis. Ia membiarkan hatinya melepas rasa sakit yang menyelimutinya sejak beberapa hari ini. Ia sudah menahan air mata itu untuk waktu yang cukup lama. Kini ia tak bisa menahannya lagi.
Ia menghapus air matanya dan menenangkan dirinya. Ia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia mengangkat kedua tangannya, memanjat doa untuk mendiang orang tuanya.
"Assalamualaikum Ammi, Abba. Putramu datang." Shahrukh berdehem. Ia tersenyum getir.
"Bagaimana kabarmu? Aku baik-baik saja. Ya, aku baik. Setidaknya untuk saat ini." ia mengangkat bahunya acuh.
"Kali ini entah apa yang membawaku kemari. Aku juga tak membawa kabar bahagia seperti biasanya. Maafkan aku." ia terus menatap makam orang tuanya. Tatapannya menjadi kosong.
"Aku tidak tahu apa yang sudah ku perbuat selama ini hingga Allah menghukumku seberat ini. Aku sudah berusaha menjadi hamba-Nya yang baik. Aku juga melakukan segala nasihat darimu, Abba. Aku berusaha menjadi ayah yang baik untuk Aryan. Aku berusaha menjadi suami yang baik untuk menantumu. Tapi tetap saja. Aku dikhianati.
"Menantumu mengkhianatiku, Ammi. Dia menodai pernikahan kami. Dia membohongiku." ia menggigit bibir bawahnya.
"Kami baru saja kehilangan anak kami. Hatiku hancur saat mendengarnya. Aku pikir itu kecelakaan. Tapi kenyataannya lebih menyakitkan. Istriku, dia-" ia mengusap sudut matanya yang berair.
"Sampai sekarang aku bahkan tidak mampu mengatakannya. Dia sangat menyakitiku. Aku tidak bisa menerima kenyataan itu. Aku menjaganya susah payah. Sedangkan orang lain merusaknya dengan seenaknya.

YOU ARE READING
Heartless Husband ✔
Fanfiction[SEDANG DISUNTING] ⚠SRK-Kajol Fanfiction⚠ Shahrukh Khan, seorang aktor Bollywood merasa tidak perlu memaafkan istrinya yang ia anggap telah menghancurkan segala mimpinya. Sikap egois, keras kepala dan mau menang sendiri masih menyelimuti hatinya beb...