Chapter 15

19.3K 1.2K 141
                                    

Jangan lupa vote dan comment yah!!❤❤❤

Jangan lupa vote dan comment yah!!❤❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Pagi Aira" Aira yang baru saja membuka gerbang di kejutkan oleh seorang lelaki yang berseragam sekolah sedang berdiri di depan gerbang rumahnya. Rogi.

"Kak Rogi ngapain pagi-pagi ke sini? Kalau kak Rogi mau sekolah, perginya ke sekolah bukan ke rumah Aira" ucap Aira sambil menutup gerbang rumahnya.

"Gue mau anter lo ke sekolah" jawab Rogi.

"Aira gak mau, nanti kak Rogi minta bayar lagi kaya tukang ojek"

"Gue kan bukan tukang ojek" sahut Rogi.

"Oh iya yah. Yaudah deh Aira mau" Rogi hanya tersenyum melihat tingkah Aira yang menggemaskan. Setelah itu, Aira langsung naik ke atas motor dengan bantuan tangan Rogi tentunya.

"Udah siap" tanya Rogi.

"Siiaaapp!!" jawab Aira semangat. Rogi langsung melajukan motornya menuju SMA Athalas.

***

Motor Rogi sudah sampai di depan SMA Athalas. Bertepatan dengan itu, Adrian, Zidan, Devan, Bastian, Rizal dan Farlin juga baru sampai di sekolah.

Adrian memegang setir motornya kuat-kuat saat melihat Aira di bonceng sama Rogi.

"Makasih yah kak" ucap Aira sambil tersenyum manis ke arah Rogi. Hal itu membuat Adrian tambah mengeratkan pegangannya pada setir motornya hingga urat-urat tangannya terlihat jelas di kulitnya yang putih.

"Sama-sama" balas Rogi sambil tersenyum tulus membuat Zidan, Devan, Bastian, Rizal dan Farlin terkejut bukan main.

Gila!! Baru kali ini gue liat Rogi senyum kaya gitu batin Bastian sambil memperhatikan Rogi dan Aira.

Woww!! Rogi kalau senyum cakep juga batin Rizal menatap Rogi takjub.

"Yaudah gue pergi ke sekolah gue dulu yah" pamit Rogi yang mendapat anggukan dari Aira. Setelah itu, Rogi menjalankan motornya meninggalkan SMA Athalas.

Adrian yang melihat itu segera turun dari motornya dan menarik tangan Aira.

"Woy!! Lo mau bawa ke mana anak orang?" Adrian tak menjawab pertanyaan Zidan, dia terus menarik tangan Aira yang terus memberontak ingin melepaskan diri.

"Isshh kak Kenzi lepasin Aira" karena jengah dengan Aira yang terus memberontak, Adrian tiba-tiba mengangkat cewek itu seperti karung beras.

"KAK KENZI!!" teriak Aira karena terkejut.

"EH TURUNIN AIRA!!" Adrian seakan-akan tuli. Ia tidak memperdulikan teriakkan-teriakkan Aira. Ia terus berjalan di koridor yang ramai dengan Aira yang berada di bahunya. Tidak peduli dengan Aira yang terus memukul-mukul punggungnya dengan tangan mungilnya.

ADRIAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang