BAB 35 || SYAHIRAH 3

197 16 2
                                    

"Sebenarnya, saya ingin memberikan undangan pernikahan ke bu Syahirah." ucap Martin setelah lama terdiam selama di perjalanan.

Syahirah yang semula menatap jalanan di luar melalui jendela mobil dengan tatapan kosong, kini menatap kearah Martin. Pembicaraan Martin mampu membuat Syahirah melupakan apa yang telah terjadi tadi. Walau hanya sementara dan akan teringat lagi nanti.

"Undangannya ada di dalam tas. Sedangkan tasnya ada di bangku belakang." Syahirah kini beralih menatap kearah tas yang dimaksud oleh Martin. "Tadi saya sudah memberikan undangan ke orang-orang yang ada dirumah Alea, kecuali bu Syahirah dan lelaki itu."

"Saya ikut bahagia, pak Musa. Akhirnya pak Musa menemukan wanita yang lebih baik dari saya." ucap Syahirah dari hati. Tulus. "Kapan acara pernikahannya?"

"Satu bulan lagi."

"Masih lama, ya?"

"Waktu sekarang berjalan dengan sangat cepat, bu. Satu bulan jadi seperti satu minggu." kata Martin. "Oh iya, nanti saya titip undangan ke Reno ya, bu?"

"Kak Reno?" Martin mengangguk. "Tentu."

"Sekarang, boleh saya panggil bu Syahirah dengan nama saja? Apakah kita bisa menjadi teman?" tanya Martin dengan hati-hati. Syahirah tidak menyangka Martin akan menanyakan hal itu, lagi.

"Baiklah."

"Terimakasih."

"Untuk?"

"Karena mau berteman dengan saya dan terimakasih atas banyak hal."

Syahirah tersenyum. "Terimakasih kembali."

***

Satu bulan kemudian.

Syahirah terlihat sangat cantik dengan kebaya modernnya yang berwarna pink salem dengan hijab yang warnanya senada dengan bajunya. Dia sudah siap. Syahirah menyampirkan sling bag miliknya, lalu keluar dari dalam kamar. Saat Syahirah keluar dari kamarnya, dia mendengar suara kakaknya sedang mengobrol dengan seseorang. Syahirah pergi ke ruang tamu untuk melihat siapa yang sedang mengobrol dengan kakaknya.

Fahmi. Laki-laki itu sedang duduk di bangku dua duduk sambil mengobrol dengan kakaknya. Saat Syahirah datang keruang tamu, Fahmi berhenti mengobrol dan mengalihkan tatapannya ke Syahirah.

Fahmi yang tiba-tiba melamun membuat Reno merasa bingung. Dia pun langsung mengikuti arah pandang Fahmi. "Sya? Sudah rapi?" tanya Reno.

Lima detik lamanya menatap Syahirah. Fahmi langsung beristighfar. Dia tersadar telah menatap Syahirah yang bukan mahramnya.

"Kok, ada pak Fahmi?" Syahirah bertanya pada kakaknya. Lalu, Syahirah melihat kearah Fahmi yang memakai baju batik dan terlihat rapi sekali.

"Begini, Fahmi ingin mengajak kamu pergi kondangan bersama." jelas Reno. "Nanti kakak nyusul sama kak Farah. Soalnya, Zaki juga masih tertidur."

Syahirah melihat kearah jam yang menempel pada dinding ruang tamu. Sudah jam dua siang. Sebelumnya, Syahirah dan teman-temannya sudah janjian datang ke rumah Martin pada pukul setengah tiga siang. Namun, karena teman-temannya Syahirah terlalu rajin, mereka pasti sudah berada dirumah Martin.

"Saya datang ke sini karena di suruh Aldo untuk menjemput bu Syahirah." ucap Fahmi. Dia tidak berbohong. Memang benar Aldo yang menyuruhnya. "Memangnya Aldo belum bilang ke kamu?"

Syahirah langsung mengeluarkan handphonenya dari dalam tasnya. Dia menyalakan data selulernya dan menunggu notifikasi dari pesan WhatsAppnya bermunculan di layar. Setelah beberapa detik menunggu, puluhan pesan pun masuk ke WhatsAppnya. Termasuk pesan dari Aldo. Syahirah segera membuka pesan dari Aldo.

SYAHIRAH 3: Azki ✔Where stories live. Discover now