1 ( 3/4 )

53 7 1
                                    

Tampan namun aneh.


Julukan itu diberikan oleh para anak - anak sekolah ini pada Lee Jeno. Ya, pasalnya Jeno ini sering sekali diam jika ditanya. Atau kadang ia sering tiba tiba kabur atau pergi, entah kenapa. Dan yang paling penting Jeno tidak pernah membuka kontak lensa nya padahal Jeno sudah memakai kacamata.




Pernah sekali, Haechan yang jahilnya sudah mendarah daging dan Yeji yang tingkat penasarannya sudah di luar batas. Mencoba menyembunyikan kacamata milik Jeno, sekedar iseng saja. Namun, darisana Jeno marah besar pada Haechan dan Yeji hingga sekarang.









"Jen, maafin gue napa dah. Yang waktu itu sumpah akal akalannya si Haechan noh." Sahut Yeji.

"HEH?! APA APAAN LO" Sungut Haechan tidak terima.

Jeno hanya diam, akhirnya Jaemin buka suara.

"Diem lo bedua ah, Jen, kantin aja hayuk" Jaemin menepuk pundak Jeno.

Jeno menatap Jaemin sekilas dan memutar bola matanya. Namun, tetap saja Jeno beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendahului Jaemin.

"JEN! JEN! MAAFIN GUA DULU NAPA WOI" Teriak Yeji.

Haechan menepuk nepuk pelan pundak Yeji dan menggeleng gelengkan kepalanya, "sabar ya neng, mungkin lo nanti bakalan kena azab deh dari si Jeno"

Yeji menjitak kepala Haechan. Haechan meringis.

"Tapi di liat liat. Si Jaemin kok deket deketan banget dah sama si Jeno." Bisik Yeji.
































































































"Kim!"

"KIM, WOI HEH"

"Kamu manggil aku?"

"Iyalah siapa lagi."

Yang di panggil menggangguk, "ada apa Hyunjin?"

"Panggil gue Hwang Hyunjin, atau Hwang, apapun asal jangan Hyunjin"

"I-iya Hwang Hyunjin, ada apa?" cicit seseorang di depannya.

"Lo mau ke kelas kan? Nitip ini dong di bangku gue."

"Loh, emangnya kamu gaakan masuk kelas?"

"Males, pelajarannya Pak Namjoon ah. Dah ya, thanks loh Kim."

"I-iya. Hati - hati" Cicitnya sekali lagi.




















































"Hyunjin"

"Iya?"

"Mau ke kelas? Bareng dong."

"Ayok, Yiren"



























































































Jaemin dan Jeno sekarang sedang di kantin dan mereka berdua- ah lebih tepatnya Jaemin, sedang memilih apa yang akan mereka makan.







"Jen, kita beli nasi goreng aja yuk. Nasi gorengnya Mbak Yeri enak banget sumpah, lo harus coba."

Jeno tetap diam.

"Gua traktir dah."

Jeno memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

Jaemin terkekeh, "gua anggep lo mau"






Akhirnya mereka menyantap nasi goreng ala Mbak Yeri yang katanya enak itu.

"Enak pan kata gua juga"

Jeno terlihat lahap saat makan nasi goreng itu, entah seperti benar benar lapar atau memang nasi gorengnya enak.













"Cuy, denger ga. Katanya si Hwall keluar dari sekolah"

"Beneran lo? Kenapa?"

"Alesannya sih gua gatau juga, tapi pokonya dia keluar dari sekolah ini. Sayang banget ga sih, padahal dia pinter."














Jaemin mendengar percakapan itu saat anak lain melewati bangkunya.

Hwall? Hwall salah satu anak kelas Jaemin juga. Dia pintar dalam semua mapel, terutama komputer. Dan katanya dia juga keluar? Bukan pindah. Tapi, kenapa?

Dua hari ke belakang memang Hwall tidak kelihatan batang hidungnya di sekolah. Namun, tiba tiba saja ia keluar dari sekolah ini. Aneh.

Jaemin menatap Jeno saksama.

Jeno menatap balik, lalu melanjutkan makannya.

















































"Hahhh kenyang banget gue." Suara Jaemin saat ia selesai makan dan berjalan menuju kelasnya bersama Jeno.

Jeno tetap diam sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Jaemin tersenyum, ia mengartikan bahwa itu adalah Jeno sedang senang. Pasalnya Jeno benar benar tidak pernah sama sekali berekspresi dan bersuara.









"Jaemin" Panggil seseorang. Jaemin berhenti dan Jeno pun.

"Eh, kenapa Bin?" itu Soobin, ketua osis sekolah.

"Gua disuruh buat manggil lo sama anak - anak ke ruang guru."

Jaemin menatap Jeno, Jeno yang paham melangkahkan kakinya dan meninggalkan Jaemin serta Soobin ke kelas.

"Ada apa, Bin? Kayanya serius banget."

"Lo gatau? Jihun, Chani, Seoyeon, sama Hwall anak kelas lo ilang."

Jaemin mengernyit, "ilang? ilang gimana?"

"Ya ilang, mereka gatau ada dimana sekarang. Dan juga sekolah belum ngasih tau kabar ke orang tua mereka takutnya orang tua anak anak itu khawatir dan menyalahkan sekolah atas kelalaiannya, karena mereka semua tinggalnya di asrama sekolah. Sekolah juga udah nanya ke orang tua mereka, tapi katanya mereka gapernah denger kabar anak mereka selama dua hari ke belakang."

Aneh. Itu yang terlintas di benak Na Jaemin kali ini.








MY SOUL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang