4. MAMA; jhs-knj

142 10 0
                                    

MAMA; jhs-knj

Suatu hari, ada seorang anak kecil yang berjalan ditengah hujan sedang mencari ibunya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Suatu hari, ada seorang anak kecil yang berjalan ditengah hujan sedang mencari ibunya. Anak berabut hitam legam, yang basah karena terguyur air hujan itu terus melihat ke segala arah berharap menemukan sosok wanita yang selalu ia sapa dengan sebutan ibu. Air matanya seakan bersatu dengan hujan, ikut membasahi pipi dan mengalir deras menetes ke ujung dagu.

Sesekali ia mengusap matanya dengan punggung tangan tak kala penglihatannya semakin kabur disapu gelapnya malam. Orang-orang disekitar nya hanya melirik tanpa ada rasa ingin tau. Tidak tertarik sama sekali dengan keadaan anak itu. 

Bahkan seorang anak pun bisa merasa putus asa ketika tidak ada satu tanda tanda pun dari pengharapannya, tapi ketika sebuah tangan yang lebih besar daripada dirinya menyentuh bahu anak itu dari belakang penuh kasih sayang. Ia menangkap sentuhan yang sama seperti yang dahulu ia sering rasakan, “Ibu!” ia berteriak dan menoleh dengan mata penuh kelegaan. Namun, anak yang bertubuh mungil itu bertemu dengan wanita yang memiliki wajah menyerupai sang ibu. Anak itu melihat mata dan hidung yang sering ia kecup sebelum tidur, dan lesung pipi ibu yang selalu muncul tanpa tarikan apapun. Terlihat sama, hanya senyum yang sering ia lihat kini sirna entah kemana.

Nyatanya, ia bertemu dengan seorang penyihir yang menyerupai ibunya, ia perlahan menjauh tak kala tidak merasakan aura yang sama seperti sang ibu. “Hoseok-ah! Kemarilah” ucap penyihir itu sambil menggerakan tangannya selembut mungkin, mencoba membuat kepercayaan dalam benak anak bernama Hoseok itu, “jangan takut” tambahnya lagi.

Hoseok mengambil langkah mundur, menggelengkan kepala seolah sebuah penolakan yang tidak bisa ia ucapkan, ia ingin berkata tidak tak kala lidahnya terlalu kaku untuk berucap. Kenapa? Lidahnya kelu secara tiba-tiba. 

Hujan yang terus turun dengan deras, mengalihkan pandangan Hoseok pada penyihir itu. Tidak terlihat jelas dari jarak Hoseok yang semakin menjauh, pun ia tidak memperdulikan suara ajakan wanita itu sejak tadi. “Kemarilah—“ terdengar samar di pendengaran Hoseok, salahkan suara tetesan hujan yang menyerbu dirinya tanpa belas kasih, membuatnya kini basah kuyub. Anak bernama Hoseok itu pun tidak mendengar apapun, perasaannya bercampur rasa takut ketika sama-samar ia melihat kedua mata penyihir itu dari kejauhan sambil terus memperlebar jarak antara mereka.

“Hoseok—“ 

Hoseok mengambil langkah mundur,

“Jangan takut..”

Hoseok terus menjauh,

“Kemarila—“

Bruak!

.

.

.

.

Love Yourself; TearWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu