25. Give me time

3.9K 294 20
                                    

Part keduapuluhlima.

Aku tak bermaksud menggantung. Aku hanya ingin memastikan bahwa rasa ini tumbuh benar karnamu. Tolong menunggu, ini hanya perihal waktu.

___________

"G-gue?"cicit Lofa.

Gavin mengangguk seraya tersenyum. Kini keduanya tengah merasakan debaran jantung dengan pompa yang lebih cepat.

"Yes, i want you to be mine."

Lofa yang sedari tadi ikut menatap Gavin itu segera mengalihkan pandangannya menjadi lurus kedepan. Jujur, Ia merasakan hal yang berbeda ketika bersama Gavin, bahkan pertama kali Ia merasakan debaran seperti ini. Namun, apakah itu benar cinta?. Mengingat Ia dengan Gavin baru dekat sebulan ini.

"So? "

Lofa menghembuskan nafas berat. "gak bi-"

"Nolak gue. right? "

Bukan. Bukan Ia bermaksud untuk menolak, tetapi Lofa hanya butuh waktu. Mempercayai seseorang bukanlah hal yang mudah. Dan Ia takut, ketika Lofa sudah yakin bahwa orang itu akan selalu tinggal namun kenyataanya orang itu memilih pergi.

Ditinggalkan adalah musuh yang paling Ia benci.

Lofa menatap lekat kedua bola mata Gavin. Memang disana tak ada kebohongan hanya ada harapan dan ketulusan. "No, i just need time."

Lelaki itu tersenyum samar. "Jadi gue harus nunggu?"

"Kalo lo mau."

Lofa bangkit dari duduknya lalu pergi dari sana meninggalkan Gavin dengan seluruh pikirannya.

"Gue digantung?"

>>><<<

Sekarang seluruh siswa/i Sma Angkasa sudah sampai di Jakarta. Mereka turun dari bus dan memisahkan diri kerumah mereka masing-masing.

Tetapi Lofa tak langsung pulang. Gadis Itu melangkahkan kaki, menyebrang jalan memasuki cafe yummy. Meskipun badanya terasa lelah tetapi Ia harus menemui Raga. Tentu saja sangat penting, karna ini perihal keberadaan Mamahnya. Lofa memilih duduk dimeja yang terletak paling pojok. Keadaan cafe pagi ini cukup ramai, mengingat sekarang hari sabtu.

"Mau pesan apa Kak?"tanya Barista.

"Nanti aja."

"Baiklah kalau begitu, jika ada keperluan silahkan panggil pelayan lain."

Barista itu pergi dari hadapan Lofa. Pikirannya sekarang sedang berkecamuk. Tentang informasi apa yang Raga tahu tentang Mamanya, dan juga perkataan Gavin semalam.

"Sorry, gue telat!"Lofa mengagguk.

Orang itu Raga. Lelaki itu duduk dihadapan Lofa. Raga menarik nafas panjang sebelum membuka suara.

"Lo bilang kegue kalo Nyokap lo seorang dokter?"tanya Raga. Gadis itu mengangguk.

"Gue udah ngelacak seluruh rumah sakit yang ada disekitar Jakarta, ternyata Nyokap lo kerja di Rumah sakit geria."ucap Raga.

Leofa {SEGERA TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang