Sulit Menerima

996 59 22
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi tetapi lelaki tampan satu ini nampaknya masih terlelap dalam tidurnya. Spam chat yang berasal dari ponselnya membuat tidur lelapnya terganggu. Defian langsung terbangun dan mengecek isi pesan yang berhasil mengganggu tidurnya. Ternyata pesan itu dari Stella yang berisi bahwa Tania sedang mengurung diri di kamar tanpa mau membukakan pintu kamarnya. Tanpa membasuh mukanya terlebih dahulu Defian langsung bergegas menuju apartemen Tania.

Sedangkan di apartemen Tania sudah ada Stella dan Acha yang panik melihat sahabatnya tak kunjung membukakan pintu kamarnya.

"Stell gimana nih gua takut kalo terjadi apa-apa sama Tania," Keluh Acha

"Gue juga takut Cha, yang penting kita berdoa aja semoga Tania gak kenapa-napa," Ujar Stella

"Ada apa dengan Tania?" Tanya Defian secara tiba-tiba setelah sampai di apartemen.

"Itu kak, Tania gamau bukain pintu kamarnya padahal kita udah berulang kali manggil dia," Ujar Acha

Defian yang mendengar penuturan Acha langsung berjalan mendekati kamar Tania. Secara perlahan Defian mengetuk pintu kamar Tania yang tak kunjung dibukakan.

"Taa buka pintunya bentar ya gue mau ngomong," Ujar Defian dibalik pintu

"Kalo gamau lama-lama, lima menit aja deh yang penting kakak bisa ngomong bentar sama lo," Pinta Defian

Ceklek! Alhasil pintu kamar Tania terbuka menampilkan seorang gadis yang mengenakan hoodie dengan topi yang dikenakan di kepalanya. Tania langsung menubruk dada bidang Defian sambil menangis sesegukkan.

"Hiks hiks hikssss," Isak tangis Tania mulai terdengar membuat Stella dan Acha menatapnya iba. Sedangkan Defian hanya mampu mengelus Tania untuk memberi ketenangan pada kekasihnya itu. Defian memberi kode kedua teman Tania untuk meninggalkan mereka berdua, kemudian Defian langsung membopong Tania dan mengajaknya ke balkon.

"Kenapa kok bisa nangis kayak tadi?" Tanya Defian setelah melihat Tania yang sudah agak tenang

"Kakak cari cewek lain aja ya," Pinta Tania dengan suara seraknya

"Heii kok ngomong gitu sih, Kenapa coba cerita sama kakak," Ucap Defian sambil memegang kedua pundak Tania

"Bukain dulu topi hoodie aku kak," Perintah Tania pada Defian untuk membukakan topi yang menutupi kepalanya. Setelah membuka betapa terkejutnya Defian dengan kondisi Tania yang sekarang. Rambut Tania tinggal beberapa helai saja padahal semalam masih lumayan banyak.

"Kakak udah liat kan keadaan aku yang sekarang. Tata yang dulunya terkenal bar-bar sekarang berubah jadi Tata yang lemah kak, Kalo kakak gamau nerima keadaan Tata no problem kok lagian mana pantes seorang king bersanding sama cewek lemah kayak aku gini," Jelas Tania dengan tersenyum manis mencoba untuk terlihat kuat di hadapan Defian.

"Cuma cowok brengsek yang ninggalin kekasihnya disaat kayak gini Ta," Ujar Defian sambil menggenggam erat tangan Tania

"Kenapa sih kakak masih mau bertahan sama Tata," Heran Tania sambil menatap intens ke arah Defian

"Alasan gue bertahan sama lo cuma satu. Yaitu karena gue mau masa tua gue bisa hidup bareng lo Ta," Ujar Defian

"Kalo sebentar lagi Tata dipanggil sama Tuhan gimana dong dengan kakak," Ucap Tania

"Umur gaada yang tau. Jadi selagi lo masih hidup gue mau ngabisin waktu itu cuma sama lo," Ujar Defian

"Sweet banget sih pacarnya aku," Celetuk Tania sambil tersenyum simpul

"Cantik banget sih pacar aku," Goda Defian sambil mencolek dagu Tania membuat sang empu terkikik geli.

"Kak, Stella sama Acha kemana sih," Tanya Tania pada Defian

BLACKFIRE II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang