Bangkit!

582 54 42
                                    

~Happy Reading Guys~

Vote, comment and share yaa ke temen-temen kalian

\\\___________________________\\\

Saat ini Defian sedang mengambil motornya di apartemen dengan ditemani oleh Adrian. Sesampainya di parkiran tiba-tiba dia dikejutkan dengan kedatangan ayahnya bersama dua bodyguard berbadan besar. Dalam hatinya Defian sudah menggeram kesal melihat ayahnya yang tengah menatapnya tajam.

"Al apa kamu yakin lebih milih cewek itu dibandingin dengan papamu sendiri." Tanya Zevan

"Cewek itu punya nama pa. Dia Tania Victoria Anastasya." Balas Defian dengan tegas

"Baik kalo kamu tetep milih cewek itu, jangan salahkan papa kalo dia sudah masuk daftar buku hitam untuk papa singkirkan." Ucap Zevan. Tenang namun penuh makna di dalamnya.

Defian yang mendengar langsung terkekeh sinis. Drama apalagi yang akan diperankan oleh ayahnya. Sejak kapan ayahnya berubah menjadi seorang penculik. Ralat penculik terlalu bagus untuk sebutan pria yang tak punya jiwa normal seperti ayahnya.

"Mau ngancem gitu?? HAHAHHA BASI!!" Sentak Defian. Lelaki itu mulai kesetanan.

"Jangan main-main sama papa Al." Geram Zevan. Pria paruh baya itu tak main-main dengan ucapannya.

"Siapa yang mau main-main sama Anda. Justru yang seharusnya hati-hati itu Anda sendiri. Siap-siap aja dipelorotin sama cewek ular." Sahut Defian dengan santuy

"Jaga mulut kamu ALDEFIANO." Bentak Zevan

Bukannya takut justru Defian mendongakkan dagunya dan menarik sudut bibirnya membentuk sebuah seringaian. Adrian sendiri sedari tadi hanya diam tak berkutik. Lelaki itu tak mau ikut campur dengan masalah Defian.

"Cabut Ian," Ajak Defian memilih untuk menyingkir dari sana.

Baru saja Defian melangkahkan kakinya dia sudah dicekal oleh dua bodyguard utusan ayahnya. Defian yang memang memiliki bakat dalam bela diri sontak langsung melayangkan tendangan hingga mengenai perut kedua bodyguard itu. Tidak sampai disitu Defian yang sudah emosi langsung menghabisi keduanya tanpa ampun.

"ALDEFIANOOO CUKUP!!!" Zevan marah.

Defian langsung ditarik paksa oleh ayahnya. Lelaki itu langsung berontak. Dia sangat tidak suka bila ada orang yang mencoba menghalanginya terlebih itu adalah ayahnya sendiri. Orang yang sudah mengecewakannya.

"Lepas." Sentak Defian. Lelaki itu langsung menyentak tangan ayahnya.

Setelah terlepas Defian langsung menaiki motornya untuk segera pergi darisana. Tujuan Defian sekarang yaitu menyusul teman-temannya yang sedang berlatih basket ditemani oleh Adrian. Emosi Defian sudah kembali normal setelah berantem dengan dua bodyguard utusan ayahnya.

"BOSSS SINIII." Panggil Alvaro. Melambaikan tangannya ke atas.

"Udah selesai belum latihannya?" Tanya Defian sambil bertos ria dengan teman-temannya.

"Udah Def, lo sih lama banget." Sahut Viktor. Lelaki itu mengguyur rambutnya dengan sebotol air mineral.

"Tadi ada masalah dikit." Ucap Defian yang sudah duduk di tribune bersama teman-temannya.

"Abis ini mau mangkal kemana nih kita?" Tanya Adrian

"Balik lah. Bau keringat gini masa mau mampir sih." Ucap Kennath

"CK NO!! POKOKNYA KITA HARUS KONGKOW DULU TITIK." Ujar Alvaro tak terbantahkan

"Yaudah deh turutin aja si fuckboy biar nggak ngebacot terus tuh mulut," Celetuk Adrian sambil mengunyah permen karet.

BLACKFIRE II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang