Part 4|| Koersi

4.7K 846 63
                                    

"Cukup keadaan saja yang mempersulit, sedangkan pikiran jangan."

Einstein

Headmaster

Tulisan itu kini berada tepat di depan matanya untuk yang kedua kalinya.

"Lexa nanti temenin gue ya," ucap Shanz.

Alexa mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.

Tak lama Mr Ziland keluar dari ruangannya lalu menatap Shanz dengan tatapan mengintimidasi seperti awal mereka bertemu. Sebenarnya Ziland masih kurang yakin perihal murid baru bernama Shanz Swillman Eliosia ini keturunan dari keluarga Eliosia.

Seperti biasanya, tanpa basa - basi Mr Ziland langsung mengajak mereka masuk ke ruang S'Class. Di sana terdapat meja bundar dengan sepuluh kursi.

Namun Shanz tidak duduk disitu, Ziland menyuruhnya duduk di sebuah meja berwarna putih yang terletak sedikit jauh dari meja bundar sebelumnya. Di depannya hanya ada sebuah Laptop yang langsung menyala ketika Shanz menduduki kursinya. Layarnya langsung mengarah pada pengisian nama dan setelah itu menunjukan soal.

"Waktu kamu tidak lama untuk mengerjakan seratus lima puluh soal itu, kerjakan mulai dari sekarang!"

Ziland dan ketiga Einstein itu duduk di antara sepuluh kursi dengan meja bundar tadi. Topik pembicaraan mereka terdengar serius, namun Shanz kembali mengalihkan pandanganya pada layar. Tangannya mulai menggeser mouse untuk mengisi jawaban pada soal tersebut.

Raut wajahnya tidak nampak kekhawatiran sedikitpun. Dengan ekspresi tenang dan terlihat santai - santai saja ternyata bukan berarti bahwa soal itu mudah baginya. Daripada memutar otak untuk memikirkan jawaban yang benar - benar tepat. Shanz mengisi nya tanpa berpikir sedikitpun seolah mouse dan layar di hadapannya ini adalah mainan dan soal tersebut hanya tebak - tebakan. Tentu saja begitu, gadis ini tidak mau ambil pusing dan bodo amat terhadap hal apapun.

Setengah dari soal tersebut sudah Shanz isi, ia meregangkan otot - ototnya sambil menguap. Ternyata meskipun hanya duduk saja membuatnya lelah, lagipula ia sangat lapar karena dari pagi hanya memakan sandwich dan sebotol minuman. Tak lama setelah memikirkan perihal lapar tersebut, perutnya berbunyi saat itu juga hingga membuat Mr Ziland dan ketiga Einstein itu menatapnya bersamaan.

"Hehe" Shanz tertawa kecil lalu kembali mengerjakan soal secepat mungkin.

Masa bodoh dengan pertanyaan - pertanyaan materi aneh itu yang tidak di mengerti nya sama sekali, Shanz memilih salah satu jawaban pilihan ganda asal tembak saja.

"Gue udah selesai Lex, yok makan gue laper nih"

"Udah?" tanya Alexa tak percaya.

Mr Ziland segera mengecek pekerjaan Shanz.

"Ya sudah kalau gitu, kami permisi dulu Mr."

"Iya" ucap Mr Ziland tanpa menatapnya.

Alexa segera menarik lengan Shanz keluar dari S'Class. Di ikuti Fabby dan Quinne di belakangnya.

"Bagaimana bisa kamu mengerjakan soal sebanyak itu dalam waktu dua puluh lima menit?" tanya Alexa sambil menghentikan langkahnya.

"Bagaimana apanya maksud Lo?" Shanz balik tanya.

"Apa jangan - jangan kam-"

"Gue asal ngisi aja. Lagian kenapa sih kalau misalkan soal itu sulit, apa salahnya pilih jawaban ngasal aja? Ribet amat." ucapan Shanz membuat Alexa membulatkan kedua matanya sambil menutup mulutnya yang menganga tak percaya.

Einstein Student (On Going)Where stories live. Discover now