Part 25|| Mistifikasi💫

2.8K 902 44
                                    

"Lebih baik terlambat dengan alasan, daripada pergi untuk menghindari hukuman."

Einstein

Gue harus cepat!

Gue gak boleh terlambat!

Shanz berlari secepat mungkin berkejaran dengan waktu. Ia tidak memperdulikan tatapan orang yang berpapasan dengannya,  melihat penampilannya yang acak-acakan.

Ia kembali melihat jam di pergelangan tangan kanan. Kemudian semakin mempercepat langkahnya hingga sampai di asrama.

Kedatangan Shanz membuat teman satu asramanya menjadikan pusat perhatian.  Semua orang di sana hampir sudah siap dengan seragam sekolah, tinggal mengenakan jas dan dasi saja.

Ok. Ini bukan waktunya untuk mempermasalahkan itu. Shanz segera menuju kamar mandi, untungnya sudah sepi. Jadi, dirinya tidak perlu lama-lama mengantri seperti sebelumnya.

Pakaian sekolah ia kenakan secepat kilat. Lalu, menyisir rambutnya dengan asal dan segera meninggalkan asrama Barracks yang sudah tidak berpenghuni.

"Astaga, buku tugasku."

Rasanya Shanz ingin menangis saja pagi ini.  Tinggal sepuluh langkah lagi ia menuju gerbang sekolah, namun buku tugasnya ketinggalan di Barracks. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali lagi dengan perasaan campur aduk.

Tadi saja gerbang sudah hampir akan di tutup. Sepertinya hari ini akan menjadi pengalaman kedua kalinya terlambat ke sekolah.

Bukan Shanz jika menangis karena hal sekecil itu. Ia menambah kecepatan lari nya menuju Barracks. Tiba-tiba di perjalanan tak sengaja menabrak pembantu EHS yang sedang membawa tumpukan sampah. Alhasil sampah itu kembali tumpah dan dirinya juga tidak dapat terhindar dari kotoran itu.

Sial. Benar-benar sial!

I'TS TIME FOR THE FIRST LESSON TO BEGIN

Huaaaaaaa

Pengumuman dimulainya pelajaran pertama di gedung EHS terdengar begitu nyaring. Dimana Shanz masih bersimpuh di atas aspal dengan seragam yang cukup kotor akibat sampah tadi.

"Sorry I didn't mean to, I was in a hurry."

"No problem," ucap pembantu EHS itu sambil menyapukan kembali sampah tadi.

Shanz berdiri sambil menepuk-nepuk rok nya yang kotor.

Gue gak boleh nyerah!

Shanz kembali berlari menuju Barracks demi buku tugasnya. Meskipun waktu menuju sekolah sudah menunjukan keterlambatan.

***

"Hahaha lihat teman-teman! ada seorang putri yang sedang kepanasan di sana," teriak seorang siswa dengan tampang angkuhnya.

Terlihat rombongan Venus Class berjalan melewatinya memakai jas serba putih. Sudah dapat di tebak jika mereka akan pergi menuju laboratorium.

"Hei apa kau perlu payung? Nanti aku pinjamkan payung emas ku dengan harga 7,6 dollar." teriaknya lagi.

Shanz tidak menanggapi ocehan laki-laki itu. Tangannya semakin lincah mencatat  nama-nama latin semua tumbuhan di taman EHS. Hukuman ini memang terdengar biasa saja, tapi jangan dianggap kecil mengingat berapa ribu tumbuhan yang di tanam di EHS. Dan Shanz, harus mencatat semua itu. Lebih parahnya hukuman ini tidak berhenti sampai disitu, ia juga harus mempresentasikan nya nanti.

Einstein Student (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang