31. Epiphany

188 20 32
                                    

"Even if you feel irritated and scared, move on

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Even if you feel irritated and scared, move on. Meet the real you, who you hide behind the storm"
.
.

.

"Sayang,"

"...,boleh eomma pinjam boneka beruangnya sebentar?"

Gadis kecil dengan mata bulat dan rambut panjang yang di kuncir kuda itu nampak mengerutkan keningnya lamat-lamat. Menatap nanar presensi wanita umur tiga puluhan itu mematri senyuman semanis gulali yang ia temui kala mengunjungi taman bermain di frestival musim panas. Sejenak gadis kecil itu hanya diam beberapa saat.

Sebenarnya ia masih tak mengerti mengapa wanita yang ia panggil eomma itu kerap kali meminjam boneka beruang miliknya. Ia pikir orang dewasa tak bermain dengan boneka itu. Bahkan kakak laki-lakinya pun sama, tak menyukai boneka atau rumah Barbie yang ia punya. Bahkan kini jika di pikir-pikir ia juga mulai tak menyukai rumah boneka Barbie itu. Kakak laki-lakinya berkata, ia harus merelakan barang-barang itu untuk di simpan di loteng.

Mau tak mau, sebenarnya cukup sulit untuk melepas itu semua. Hanya saja, wanita itu berkata padanya; jika gadis itu bisa menyimpan boneka beruang itu sebagai teman tidur dan—boneka itu penting baginya juga. Ia tak tau, dan enggan mencari sebab. Karna yang ia tau hanyalah rasa senang karna setidaknya tak semua barang-barang itu harus tinggal di loteng yang dingin dan berdebu.

Kembali menatap manik wanita itu di balik riasan matanya yang nampak indah dan mempesona, gadis itu tak menyadari siratan pilu di sana. Karna yang ia lihat selama ini masih sama; segepok pilu dan rasa sakit. Namun gadis itu mulai terbiasa dan nyaris melupakan fakta itu. Tanpa mau berlama-lama, gadis itu hanya mengangguk dan mulai menapakan kakinya mendekati ranjang. Menjauhi meja rias dengan cermin besar berbingkai ukiran bunga-bunga itu.

Kendati sebenarnya ia juga mulai bosan dengan boneka itu. Namun agaknya gadis kecil itu sedikit berberat hati kala boneka itu kerap berada di ranjang wanita itu. Jadi, ia mulai bertanya-tanya; apakah orang dewasa juga boleh memiliki mainan itu? Entahlah, tapi ia rasa setelah ini ia akan meminta boneka itu lagi.

Dalam beberapa detik ia rasa tiba-tiba lengannya kian memberat kala boneka dengan pita merah marun di lehernya itu tengah berada di genggamannya. Bulu yang kian bertambah lusuh, sedikit nampak kumal dan lembab dari pada biasanya. Bahkan entah sejak kapan ada robekan di lengan kanannya tercipta.

Bahkan ia tak mengerti mengapa wanita itu harus melubagi punggungnya dan menjahit kancing di sana. Karna ia tak pernah berani bertanya. Sampai saat ini pun, yang ia lakukan hanyalah menurut saja. Ingin melayangkan protes pun rasanya tak pantas. Melihat bagaimana wanita itu tersenyum penuh dan mengelus puncak kepalanya dengan lembut. Itu rasa cukup untuknya. Ia tak perlu bertanya sebab. Lagi pula wanita itu nampak lebih melembut ketika benda putih itu ia telan.

LAST WINTER ROMANCE [Hiatus]Where stories live. Discover now