36. Blue And Gray (pt.2)

136 16 3
                                    

"I still don't know, blue and gray

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"I still don't know, blue and gray. I hope it doesn't end, I will find a way out!"

.
.
.

Salju kembali mengetuk jendela kala satu tarikan nafas panjang memenuhi paru-paru laki-laki berkacamata itu. Sesak. Sempit. Seperti tercekik. Bahkan rasanya langit telah benar-benar runtuh jatuh kepundaknya kala bibir kecil di sampingnya tersenyum miring satu senti.

Bagi Hoseok—mungkin seharusnya tak memerlukan banyak waktu untuk mencerna makna gadis itu. Namun realitanya entah kenapa ia sukses bungkam.

Kenapa?

Justru nyatanya ia secara gamblang mempermalukan dirinya sendiri. Ia telah menjebak dirinya sendiri. Harusnya ia tak ceroboh. Bukan mau bersikap sok pintar dan enggan salah. Nyatanya banyak hal yang melibatkan dirinya dalam dosa. Bahkan ia rasa pundaknya telah turun beberapa senti sesaat setelahnya.

Di sisi lain si gadis itu tak peduli sama sekali. Kendati ia sadar sepenuhnya kalimat yang telah ia muntahkan. Sungguh. Ia tak bermaksud seperti itu. Namun ia menyadari sepenuhnya ada yang salah di balik raut Hoseok yang tak biasa. Sesuatu. Sesuatu yang bahkan lebih besar lagi pasti tengah diungkap perlahan.

Lalu, tepat setelahnya ia baru saja menyadari.

Inikah Joa? J-joa yang Jimin banggakan?

Ia tak yakin butuh berapa sekon bagi Hoseok untuk menjawab. Atau bahkan sekedar berdeham berat di selingi tawa bodoh. Namun, rupanya Hoseok telah memakai topeng yang sama. Bagaimana jika sebaliknya? Kendati jika iya kenapa harus menutupinya. Ia berani bertaruh jika seseorang yang telah menjejaki halaman rumahnya ikut andil dalam perannya masing-masing. Lalu, disini tepat saat ia menyadari semuanya ia rasa Appa tidak akan terkejut sama sekali.

Semua telah di rencanakan. Kecelakaan itu. Pernikahan palsu. Ingatan yang di hapus. Taehyung yang pergi. Bahkan kematian Taesung dan ibunya.

"Sebesar apa eomma bersalah? Apakah maaf tak bisa menebus apapun? Kenapa semua orang bersikap jika dirinya suci?? " gadis itu mengepal, mengais oksigen di udara yang terasa semakin sesak. "...entah seberapa besar peran yang kau ambil, tapi aku juga tak bisa menyimpannya sedirian. Ini terlalu besar bagiku."

Laki-laki itu mengerjap sendu. "So-"

"Apalagi? Lebih banyak hal lagi yang harus kalian tutupi? Kenapa?"

Hoseok menghela pasrah. Jika sudah seperti ini, apa boleh buat? Lagipula ia tak akan disalahkan setelah apa yang ia bongkar secara terang-terangan pada gadis itu. Ya. Hoseok rasa terlalu frustasi memendam semua ini. Lalu mengapa? Rasanya begitu berat. Namun jika di lihat dari situasinya, ia akan bebas tanpa bisa di salahkan bukan?

Setelah menghapusnya lagi, ini semua akan segera berakhir.

"Kurasa kita sama. Aku bukan siapa-siapa. Hanya orang bodoh yang tak sengaja menjejaki halaman orang lain," ujarnya sambil menatap manik gadis itu. "...,kita akhiri setelahnya. Maka aku tak akan merasakan rasa bersalah atau di gelayuti beban lagi."

LAST WINTER ROMANCE [Hiatus]Onde histórias criam vida. Descubra agora