Chapter 16

384 60 11
                                    

Trust me, he's crazy!

•••

Otak cerdas milik gadis bermarga Son itu masih memproses apa yang tadi pria itu katakan. Hanya ada 1 kesimpulan. Dia memujinya. Perlu di garis bawahi, Chanyeol itu sering sekali memujinya, mengatakan kalau dia itu adalah gadis paling cantik yang pernah ada. Terdengar seperti gombalan memang. Dan Wendy sudah kebal dengan gombalan remeh milik Chanyeol itu.

Orang yang mengatakannya adalah orang yang sama. Wendy yakin orang yang di depannya ini adalah pria yang sama. Pria yang ia ajari setiap sore. Dia adalah Park Chanyeol. Tapi, entah mengapa pujiannya kali ini lebih dalam dari biasanya.

Sibuk dengan sekelebat argumen panas yang hilir mudik di dalam otaknya. Wendy tak sadar jika salah satu tangan kekar pria itu telah bertengger di pinggang rampingnya dan menarik tubuh mungilnya hingga menghantam dada bidang milik Chanyeol.

"A-apa ini!? Chanyeol Oppa, lepaskan." Wendy terperanjat di tengah pelukan erat pria itu. Semakin ia mencoba untuk melepaskan dirinya dari jeratan Chanyeol. Semakin kekeh juga Chanyeol menarik tubuh ringkihnya.

Chandra hanya diam. Senyum miring mengembang di bibirnya. Ingin rasanya ia berucap kalau pria yang tengah berdiri di depannya kini bukanlah Chanyeol yang ia cari. Melainkan dirinya, Park Chandra.

'Aku semakin membencimu, Chanyeol.' geram Chandra pada Chanyeol yang tengah terkikik geli melihat kemalangan dirinya.

Dan tiba-tiba saja, dia melepaskan pelukannya dan hampir saja membuat Wendy terjerembab di lantai jika saja tubuhnya tidak cepat merespon keadaan yang ada.

"Baiklah, kita mulai. Kau tunggu saja di situ. Aku mau ganti baju dulu." katanya, pergi begitu saja meninggalkan Wendy yang masih syok, menatapnya dengan sejuta pertanyaan.

"Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?" bisiknya, tak percaya.

Hati kecilnya bimbang. Semakin hari, semakin lama ia masuk di lingkar kehidupan keluarga ini. Wendy hampir selalu mendapati hal-hal janggal ada di dalam diri Chanyeol. Yang tak pelak membuat gadis itu kembali berpikir keras, berulang kali, setiap hari. Apakah pria yang bersamanya kini adalah Park Chanyeol yang dia kenal atau bukan?

•••

Langit sore kini telah berganti dengan gelapnya malam. Bintang-bintang tak tampak menghiasi karena cuaca yang sedang tak bersahabat. Suara rintikan air hujan yang beradu dengan terpaan angin yang berhembus kencang di segala penjuru kembali mewarnai suasana malam di salah satu ibukota negara yang mendapat julukan Negeri Gingseng itu.

Di sebuah kamar sederhana bernuansa cream yang berukuran tak lebih dari 2×3 meter itu. Seorang gadis terbaring di atas kasur, sibuk dengan alamnya sendiri. Ia merubah posisi terlentangnya menjadi tidur menyamping. Jari-jari mungilnya tak berhenti mengambar pola-pola asal di atas seprai putih susu yang melapisi kasurnya. Banyak hal yang berputar di dalam kepalanya. Dan semua itu merujuk kepada 1 arah. Pada pria yang berhasil membuat jantungnya porak-poranda dalam sekejab mata, Park Chanyeol.

Wendy menghembuskan nafasnya yang sempat tertahan ke udara. Sekedar melepaskan gejolak perasaan yang bergejolak, beradu menjadi satu dan membuat dadanya seakan sesak.

"Wendy, kau belum tidur?"

Mendengar suara renyah sang ibu. Wendy reflek bangkit dari posisi tidurnya, menyangga tubuhnya dengan salah satu sikunya, menatap wajah sang ibu yang tampak heran dengan tingkahnya.

Three Faces ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang