33. 4 JAM

521 25 0
                                    

33. 4 JAM

Setiap Orang memiliki titik kesalnya Sendiri, mungkin kau tidak melihatnya namun hanya perlu merasakannya”
Satura Lucia Putri


“KEMBALIIN 4 JAM GUE YANG BERHARGA!”


Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Arka berlari kearah motornya dan dengan cepat melesat membelah jalanan, harap harap Satura baik-baik saja, karna ia sendiri tahu, saat seseorang menelponya yang ternyata adalah Zidan, Taruna hampir saja mengeroyok Rian dan Jaja yang sedang pergi membeli makanan karna teman temannya itu sedang berada dirumah Zidan, untungnya ia pergi dari Cafe tepat waktu, saat mendengar penjelasan dari Zidan, Taruna juga mengincar seseorang yang dekat dengan Arka, siapalagi kalo bukan Satura.

Pria itu menelusuri setiap Jalanan kota dengan perasaanya yang tak tenang, hawa kekhawatiran menyulut diotaknya, entah dimana gadis itu Berada, ia memacu motor gedenya dengan cepat.

Dari kejauhan sana terlihat seorang gadis terduduk lesu diterminal yang begitu sepi seraya memainkan kakinya diatas tanah, Arka menghela nafasnya lega, memang rasanya tidak mungkin jika Satura pulang sendirian, bukan hanya jarak tempuh kearah rumahnya yang cukup jauh melainkan kejadian tempo hari saat Baron dan Kevin memojokannya dilorong yang begitu sepi membuat gadis itu sedikit was was, mungkin kejadian itu bisa terulang kembali saat ini, namun Arka tak kalah cepat menemukan gadis itu, lagi pula dimalam yang hampir larut seperti itu tidak akan ada angkot yang berhenti atau hanya sekedar lewat.

Arka memarkirkan motor gedenya sedikit jauh dari tempat gadis itu terdudu, namun saat Arka hendak menghampiri Satura terlihat beberap anak berandalan menghampirinya, dengan selidik Arka menatapnya.

“Sendirian aja, Cantik.” Goda salah satu anak berandalan yang berambut gondrong.

Satura mebelalak kaget, ia membulatkan matanya seperti Bola, jantungnya berpacu lebih cepat, tubuhnya Ingin ia segera pergi dan berlari dari tempat itu, namun entah mengapa hatinya menginginkan ia tetap disana, Satura menundukan kepalanya lebih lesu lagi, entah apa yang akan terjadi pada gadis itu.

Saat salah satu dari mereka hendak menyentuh pundak Satura, seorang laki laki berpostur tinggi tengah menatap mereka dengan sorot mata tajam, mereka terlihat Arkanus Daerobi dibalik tamaram lampu jalanan dengan melipat tangannya didada, Berandalan itu terkaget, mereka tahu siapa yang sedang menatapnya saat ini, memang siapa yang tidak mengenalnya, Ketua Alatar yang paling disegani jangankan Berandalan seperti mereka bahkan tikus jalanan pun mengetahuinya, mereka saling tatap satu sama lain, kemudian mundur perlahan dan berbalik Arah meninggalkan gadis itu, Satura yang menyadarinya pun mengerutkan keningnya bingung, mengapa mereka menjauh pergi, tapi bukankah itu membuat satura tetap aman dan tak ada hal yang tidak diinginkan akan menimpa dirinya.

“Nggak bakal ada Angkot lewat jam segini.” Ujar seseorang bersuara berat yang membuyarkan lamunan Satura.

Satura mengenal suara berat siapa itu, ia mendongakan kepalanya, benar Saja laki laki menyebalkan dengan headband merah yang membuat hatinya hancur seperti ini tengah berdiri dengan postur kokoh dihadapannya.

“Arka.” Gumam Satura, Gadis itu berhamburan memeluk cowok berheadband Merah dengan erat, terhirup aroma mint dari parfum cowok itu, entah mengapa kehadiran Arka disana membuat Satura merasa tenang.

“Lain kali nggak usah ambek-ambekan.” gumam Cowok itu dengan nada yang sangat ketus.

Satura terkaget dengan pernyataan Arka, dibalik dada bidang cowok itu ia tak menyadari dirinya tengah berada dipelukan seorang Arkanus Daerobi lebih parahnya Arka menerima pelukannya dengan begitu santai.

SATURNUSWhere stories live. Discover now