40. PELUKAN HANGAT

577 25 1
                                    

40. PELUKAN HANGAT

“Terkadang karna hal yang sangat Besar, kita bisa melupakan hal hal Kecil”
Satura Lucia Putri


“ini gua harus jadi kayak bajak laut kali yaa pake topeng mata.” Kekeh Rian seraya memakaikan sebuah salep kearah luka didekat pelipisnya juga lebam dimatanya yang membiru akibat bogeman yang ia dapat dari Kevin tempo hari yang lalu.

Memang kejadian tempo hari yang lalu dimana Alatar dengan gagah berani membabi buta Taruna di kandangnya sendiri, bagaimana Iblis Yang berada di dalam diri Arka kembali, juga teman temannya yang tidak terlihat seperti biasanya yang senang bergurau, Kini mereka semua berada di Basecamp Alatar lebih tepatnya adalah Rumah kedua bagi mereka semua, mungkin satu satunya rumah bagi Arka yang tak pernah merasakan kehangatan rumah yang sesungguhnya.

“Masih untung muka lo nggak berubah bentuk yan, kalo beneran berubah pasti Posisi lo sebagai Fuckboy cap cetakan pancong bakalan tergantikan sama Jaja.”

“Yaallah.”

“Nggak Sampe meninggoy juga kan lo yan? Gilak sih kalo meninggoy kita kita bakalan digentayangin ini mh yakin gue, yakin banget 3000 persen.” Ujar Anton seraya menuangkan air kedalam gelas dan menghampiri teman temannya itu yang tengah berkumpul.

“Babi tek may hen, i won yu tu bi may hasben, kas yu may ironman en alopyu tri tosen.” Ujar Bayu yang malah bersenandung dengan lirik yang tidak jelas.

“Yaallah YaRobi.” Timpal Eki yang tengah menyisir rambutnya ikut menimbrung mendengar nyanyian Bayu yang membuat otaknya terasa berputar.

“Kamu ini Berdosa banget.” Ujar Rian seraya menyentuh dagu Anton dengan Manja.

“Muka lo lebih bagus kaya Gitu yan, Lebih Estetik.” Ujar Rio yang kemudian mengisap rokok Elektrik yang ada digenggamnya.

“Gue lempar juga lo semua pake salep ini.” Ujar Rian seraya mengancang ancang hendak melempar salep yang ada digenggamnya.

“Baperan, Heran.”

“Tapi Bagus Yan, jiwa pengecut lo ilang kalo ketemu sama itu cowok Blasteran.” Ujar Zidan, saat mengingat kejadian tempo hari yang lalu Rian terlihat begitu beringas menghantam Kevin dengan bogeman bogemen mentahnya.

“Anjing banget lo Dan, gue kan emang bukan pengecut, gini gini pemberani gue nggak kaya Bayu yang masih ngadu ke Mama Mia.” Ujar Rian yang kemudian mendapat toyoran kasar dari Bayu.

“Gua aja Troos Yan, emang bukan sahabat sejati sehidup semati lo.” Rajuk Bayu.

“Dih si Anjing Drama.”

“Bagus, Jangan pernah bilang bagian dari Alatar kalo jiwa pengecut lo masih bersemayam.” Timpal Arka terdengar puitis yang sendari tadi hanya terdiam menyimak ocehan teman temannya.

“Denger tuh.” Ujar Hendro diikuti teman temannya yang lain, namun beda halnya dengan Rian, ia hanya tercengir seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Iya, Bos.”

“Gue Bukan Bos, kita sama Rata berdiri tanpa Raja.” Ujar Arka membuat teman temannya menganguk anggukan kepala, memang mereka semua tahu bahwa Arka tak pernah suka jika ia dianggap pemimpian atau ketua, cowok itu hanya ingin menjadi seperti mereka hanya bagian dari Alatar.

“Hp lo dari tadi bunyi tuh Ar.” Ujar Zidan saat mendengar dering telpon temannya itu berulang kali, Gadget  mewah itu hanya tergeletak diujung tempat mereka semua berkumpul, Arka sendiri tak pernah menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial dia lebih sering bermain dengan samsaknya, namun saat Seorang gadis bernama Satura itu hadir, Arka mulai memainkan media sosial walaupun hanya sebatas Whatsapp untuk sekadar membalas pesan sang gadis, itupun tanpa Profil, story dan kontak yang bejibun seperti kebanyakan orang, Arka tak menghiraukan ucapan Zidan, ia memilih meraih Gitar Acoustik disebelahnya dan memetikan senar senarnya dengan sangat lihai, jari jarinya seolah mengerti harus kemana berpijak pada setiap balok Nada yang sudah tersusun.

SATURNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang