9

30 1 0
                                    

Sudah 2 hari Qia tidak masuk sekolah karena sakit , karena Qia hari ini sudah segar sehat kembali ia pun memutuskan untuk masuk sekolah .

Gak baik kan gak masuk sekolah terus nanti ketinggalan pelajaran nya.

Pelajaran hari ini membuat tenaga pikiran Qia terkuras , dalam waktu bersamaan habis pulang sekolah Qia di suruh mengerjakan ulangan mapel apa saja yang ia tinggal karena ia gak bisa ikut karena sakit.

Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB.
Qia baru saja selesai mengerjakan ulangannya di perpustakaan dan tentunya di dampingi wali kelas nya.

Qia berjalan dengan santai nya sesekali bersenandung kecil saat berjalan melewati lorong lorong sekolah .

Masih banyak siswa siswi yang berada di sekolahan ,, mungkin karena habis nonton latihan basket .

seperti biasa Qia pulang sekolah menaiki angkot untuk menuju rumah nya. Tapi sekarang tidak Qia memilih di hentikan di taman dekat perumahan Qia .

Qia berjalan menyusuri taman , hawa sejuk yang ia rasakan.

Hembusan angin menerpa rambut nya bagaikan slow motion.

Qia melihat seorang kakek² yang memiliki kekurangan ,yaitu tidak bisa melihat dan satu kaki nya di amputasi  tengah berjualan minuman dan jajanan kecil.

"Kek es teh nya satu dong" ujar Qia kepada kakek penjual itu .

"Oh iya neng" ujar kakek itu membuat kan es teh ,, kesusahan udah pasti itu.

"Kek seperti biasa ya" ujar seseorang yang sangat tidak asing di telinga Qia .

Qia pun menoleh ke arah orang itu , damn! .

Dia Farel .

Qia hanya melirik sekilas ke arah Farel lalu membuang muka nya lagi.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Farel kepada Qia .  Tapi Qia tidak menjawab .

"Woy gue ngomong sama lo" ujar Farel memegang pundak Qia.

"Kenapa?" Tanya Qia polos.

"Wsh anj*ngg" ujar Farel kasar.

"Bisa gak sih gak ngomong kasar" ujar Qia menepis tangan Farel yang berada di pundak nya.

Ternodai sudah telinga Qia dengan kata unfaedah itu.

"Bct"

"Kok lo jadi cerewet sih padahal di sekolahan kayak es batu dingin" cerocos Qia kepada Farel.

Farel gelagapan mendengar ucapan Qia , jujur saja ia juga tidak tau kenapa begini.

"Ini neng es nya" ujar kakek itu membawa es teh yang berada di dalam plastik.

"Makasiih kek" ujar Qia memberikan uang Rp. 10.000-_ .

"Sisanya ambil aja kek" ujar Qia .

"Makasiih ya neng " ujar Kakek itu. Qia tersenyum.

"Iya sama sama kek" ujar Qia.

🍃🍃🍃

Rasa bersalah kepada ibunya selalu menyelimuti diri Qia . Qia tidak tau harus bagaimana , jujur saja gengsi nya yang selalu ia tanam dalam diri membuat ia kehilangan ibu nya.

Jika waktu bisa di putar ke masa lalu ia ingin memperbaiki semua nya , walau itu tidak mungkin.

Dia sendirian.

Orang yang penting dalam hidup Qia pergi meninggalkan Qia sendirian di bumi.

Qia tidak mempunyai siapa siapa lagi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 31, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RelQi (On Going) Where stories live. Discover now