Chapter 16

0 0 0
                                    

Semenjak saat itu, Vano semakin membenci Vian.

Dia terus meminta Evan untuk meninggalkan Vian.

Namun, Evan bukanlah seorang yang pendendam.

Akhirnya, dia tetap menganggap Vian sebagai sahabatnya meskipun dia sendiri tidak dianggap.

Hari demi hari, Evan berusaha untuk membujuk Vian agar mau bersahabat dengannya lagi.

Bahkan, dia berjanji akan sembuh untuk Vian.

Tetapi, seribu kali Evan meminta, seribu kali juga Vian menolak.

Vian benar-benar telah melupakan Teen Squad.

Dia tidak lagi peduli dengan Evan dan Abay meski mereka tetap satu kelas.

Terkadang, Hanny juga ikut memarahi Vian yang cuek kepada Evan.

Apalagi disaat Evan pingsan saat olahraga, Hanny yang meminta tolong kepada Vian untuk membantunya membawa Evan ke UKS pun ditolak.

Sementara, Vano dan Ceyda sudah jarang mengobrol.

Vano juga telah mengundurkan diri dari ekstrakurikuler band.

Ceyda juga tidak lagi menghubungi Vano ataupun menemuinya.

Entah karena dia lelah di tolak terus menerus oleh Vano untuk menjadi temannya, ataukah karena ada hal lain.

Kemudian, pada suatu malam, Vian bersama dengan 3 sahabatnya bernama Ken, Rafa dan Ifan sedang berkaraoke di bar.

Lalu, ketika mereka pulang, Vian tertabrak oleh truk besar di tengah perjalanan menuju ke rumahnya.

Ketika mendengar kabar itu, Evan langsung mengajak Abay untuk menjenguk Vian di rumah sakit pada hari setelah kecelakaan itu terjadi.

Awalnya, Abay menolak karena dia berpikir untuk apa peduli dengan seseorang yang bahkan sudah melupakannya.

Tetapi, Evan terus mengatakan bahwa Vian tetap menjadi sahabat mereka.

Karena terus didesak oleh Evan, akhirnya Abay menurutinya. Mereka berdua ke rumah sakit mengendarai motor milik Abay.

Sesampainya disana, tepatnya di depan ruang ICU, tempat Vian di rawat.

Ken menceritakan kejadian yang menimpa Vian.

Setelah itu, Ken, Rafa dan Ifan pamit untuk pulang dan meminta mereka untuk menjaga Vian.

Abay memarahi mereka bertiga karena dia berfikir mengapa tidak mereka saja yang menjaga Vian.

Apalagi mereka adalah sahabatnya.

Evan berusaha menenangkan Abay dan dia pun menyetujui permintaan Ken.

Setelah itu, Ken, Rafa dan Ifan pergi dari rumah sakit.

Lalu, beberapa jam kemudian...

Dokter keluar dari ruangan dan memberi tahu Evan dan Abay tentang bagaimana kondisi Vian saat itu.

Ginjal Vian mengalami kerusakan parah dan harus segera diganti dengan ginjal yang baru.

Pihak rumah sakit akan berusaha mencari ginjal untuk Vian.

Evan pun sangat terpukul mendengar hal itu dari dokter.

Bahkan, air matanya mulai turun.

Abay ternyata juga ikut sedih. Dia merasa kasihan dengan Vian meskipun Vian telah membuatnya kecewa.

Tiba-tiba, datang Vano yang menghampiri mereka. Dia pun menanyakan apa yang terjadi.

Dan, Evan menceritakan semuanya sambil terisak. Dia tidak bisa lagi menahan air matanya yang terus keluar membasahi pipinya.

Malamnya, Hanny datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Vian.

"Van!"

Evan dan Vano menoleh ke belakang.

"Eh, maaf. Aku panggil Evan."

Vano merasa sedih. Namun,  ia mencoba untuk terlihat bahagia.

"Haha. Aku tahu kok,  kamu panggil Evan. Tadi kebetulan aja aku menoleh ke belakang karena aku mau ke warung depan rumah sakit. Aku udah laper juga nih. Aku pergi dulu ya. Kalian disini aja gapapa. Tapi jangan lama-lama. Abay, ikut aku!" ajak Vano.

Vano dan Abay pun pergi meninggalkan mereka berdua. Dia benar-benar ke warung untuk memastikan bahwa mereka tidak curiga Dia telah berbohong.

"Mbak. Saya pesen es teh dingin."

"Mas yakin? sekarang lagi musim dingin loh, mas. Gak baik minum es."

"Nggak papa, mbak. Lagian sekarang saya butuh minuman dingin biar hati saya nggak panas."

"Yasudah. Tunggu ya mas. Saya siapkan."

***


Hanny dan Evan duduk bersama di bangku depan ruang ICU.

Evan menanyakan Hanny mengapa ke rumah sakit sendirian tanpa ditemani oleh Delvin ataupun Aila. Hanny hanya menjawab bahwa dia memang sengaja sendirian ke rumah sakit.

"Van, kamu..-"

"Han?"

"Hah? Iya?"

"Aku telah menemukan solusi yang terbaik untuk kesembuhan Vian."

"Oh ya? Apa?"

"Aku yang akan mendonorkan ginjal ku untuk dia."

***

Lah, kok Evan malah pengen bantu Vian sih?!
Aaa kesel ma tokoh sendiri :v

Wah, apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Tunggu chapter 17 nya up ya!

F3 : FIGHTING FOR FRIENDS Donde viven las historias. Descúbrelo ahora