Part 28

1.1K 64 6
                                    

"Gue denger, kemaren Sheyla sama dua dayang nya di skors tiga hari dari sekolah."

Tangan yang tadinya begitu lincah menari di atas buku, kini terhenti seketika. Amora menghentikan aktivitasnya sejenak, memilih menatap Hana di sampingnya yang sedari tadi sibuk berkaca. Bibir gadis itu sedikit dimonyongkan dengan tangan yang tengah mengolesi bibir dengan liptint. Hana memang suka sekali berdandan di kelas sewaktu tidak ada guru. Contohnya seperti saat ini yang dilakukan oleh gadis itu, baru saja guru keluar sebentar dari kelas mereka, Hana langsung melakukan rutinitas biasanya.

"Gue kesel banget waktu denger mereka cuman di skors doang. Kenapa gak sekalian di keluarin coba?" gerutu Hana.

Amora mengangkat bahunya acuh. Kemudian ia memilih kembali melanjutkan kegiatan menulis tugasnya. Memang Amora sedikit lega saat mengetahui Sheyla dkk di skors, Walaupun mereka tidak dikeluarkan dari sekolah. Setidaknya mereka mendapatkan hukuman dengan apa yang mereka perbuat. Tidak seperti sebelumnya, Mereka yang suka membully siswa lain tidak pernah mendapatkan hukuman dari pihak sekolah. Pasalnya, tidak ada seorang pun yang berani memberitahukan tindakan mereka itu pada guru. Karena mereka cukup tahu, berurusan dengan Sheyla sama saja seperti mencari kehancuran.

Dirinya? Amora diam-diam sudah beberapa kali  melaporkan tindakan membully gadis itu pada guru tetapi sama sekali tidak ada tanggapan dari pihak sekolah, Seolah para guru itu tidak pernah percaya dengan ucapan Amora selama ini.

Dan kejadian di mana beberapa hari yang lalu menimpa Gabby membuat Amora mempunyai bukti untuk melaporkan kembali kelakuan Sheyla selama ini. Tetapi, Amora masih memikirkan ucapan Gabby tempo waktu lalu yang melarangnya berurusan dengan Sheyla.

"Eh, Lo mau tau gak siapa orang yang udah berani ngelaporin tindakan Sheyla sama guru?" Hana tiba-tiba berseru antusias yang membuat Amora mau tidak mau menghentikan kegiatan menulisnya dan memilih menatap gadis itu lagi. Dan Amora sedikit dibuat penasaran dengan ucapan Hana barusan. Ia juga ingin mengetahui siapa orang yang sudah berani melaporkan tindakan Sheyla secara terang-terangan hingga para guru juga mempercayai orang itu.

"Siapa?" tanyanya.

Hana menyungingkan senyum jahilnya seraya menarik turunkan alisnya, terlihat seperti sedang mengoda Amora. "Yakin nih mau tau?"

Amora berdecak pelan, "Siapa?" tanya tidak sabar.

"Atlas."

>>•<<

Seorang gadis duduk termenung pada sebuah bangku taman tepat di bawah pohon rindang. Tangannya memengang sebuah kotak bekal dengan pandangan mata lurus ke depan.

Matanya memang fokus menatap pada bunga-bunga cantik berbagai macam yang ada di taman itu. Tetapi tidak dengan pikirannya yang sedari tadi berkelana kemana-mana.

"Jangan ngelamun, Ntar kesambet sama penghuninya lohh,"

Gabby sedikit tersentak saat sebuah suara muncul dari sampingnya. Refleks ia menoleh menatap pada orang yang sudah mengembalikan kesadarannya pada dunia nyata itu. Seseorang itu menyunggingkan senyuman manis padanya yang membuat kedua mata sipit itu nyaris tak terlihat. Entah sejak kapan sosok itu sudah duduk di sampingnya.

Gabby memilih kembali menatap ke depan, mengabaikan orang di sampingnya itu.

"Yahh, gak dibales senyuman manis gue." ucap orang itu terdengar kecewa.

Gabby kembali menoleh ke samping menatap pada cowok yang duduk di sampingnya yang kini tampak menunduk seperti seseorang yang tengah bersedih saja. Tetapi Gabby tahu itu semua hanya pura-pura. Perlahan ia menyunggingkan senyum tipisnya.

AmorAtlasWhere stories live. Discover now