Part 29

1K 71 18
                                    

Hujan itu turun bukan jatuh. Yang jatuh itu gue, di hati lo.

>>•<<

Setelah bel pertanda pulang berbunyi, Amora dan Hana segera bergegas keluar kelas. Namun, baru beberapa langkah keluar dari ruangan itu, Amora langsung disunguhkan dengan sosok yang sudah berdiri dengan santai di depan kelasnya. Sosok yang sangat malas untuk Amora temui saat ini.

Amora spontan menghentikan langkahnya. Rasanya kakinya sekarang enggan untuk sekedar melangkah.

"Cie, yang udah ditungguin sama doi," bisik Hana di sampingnya dengan nada mengoda.

Amora berdecak pelan, "Apaan sih lo!"

Berhubung Atlas belum menyadari kehadiran mereka, Ide untuk kabur langsung terlintas di otak cantik Amora. Ia segera membalikkan badannya ke arah barat, berlawanan dengan arah yang biasanya mereka lewati untuk pulang.

Amora berencana pulang melewati tangga kelas sepuluh yang sedikit jauh kalau di tempuh dari jarak kelasnya. Terpaksa ia harus melewati tangga kelas sepuluh itu yang juga mempunyai jarak cukup jauh dari gerbang sekolah.

"Woi Ra! mau kemana lo? arah jalan pulangnya kesana!"

Oh shit!

Amora meruntuki suara toa Hana. Mengapa ia sampai lupa masih ada gadis itu bersamanya. Dan pastinya Hana memang tidak peka dengan situasinya sekarang yang ingin kabur dari cowok itu.

Dengan amat terpaksa Amora kembali membalikkan badannya dan langsung saja matanya bertemu dengan manik hitam milik Atlas. Cowok itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Perlahan Atlas mulai mengayunkan langkahnya berjalan mendekat ke arahnya. Dalam hati Amora terus menyupah sarapahi Hana karena sudah membuatnya ketahuan oleh cowok itu.

Hana yang baru sadar di mana letak kesalahannya langsung bergegas untuk segera pergi dari sana. Bisa saja dia menjadi sasaran kemarahan Amora nantinya. Tapi sebelum benar-benar pergi dari sana, Hana sempat menatap Amora dengan tatapan menyesal. "Eh Mora, maafin gue. Gue duluan ya!"

Amora mendelik kesal saat Hana pergi meninggalkannya begitu saja. Jadinya Amora harus menghadapi sendirian cowok yang sudah berdiri di depannya saat ini.

"Ayo!"

"Eh, ke-mana?" Entah mengapa dengan suaranya yang tiba-tiba saja berubah menjadi sedikit gagap. Yang pasti Amora merasa kikuk saat di tatap seperti itu oleh Atlas.

"Pulang. Lo gak mungkin lupa lagi sama apa tugas lo 'kan?"

"Gu--"

"Kanapa? Lo berniat kabur lagi hm?"

Amora terdiam. Dan lagi, entah kemana hilangnya kosa kata yang biasanya ia gunakan untuk membantah cowok itu.

Amora sedikit tersentak saat Atlas menarik lembut tangannya. Seketika, kembali membuat getaran aneh di jantungnya itu.

Kenapa lagi nih gue? Gue gak mungkin punya riwayat sakit jantung kan?

>>•<<

Saat ini Ibu Kota tiba-tiba diguyur hujan. Atlas terpaksa menghentikan motornya di sebuah kedai yang sedang tertutup untuk mereka berteduh. Karena jarak yang harus mereka tempuh masih jauh dan tidak mungkin ia melanjutkan membawa motornya dengan keadaan hujan yang lumayan deras ini.

AmorAtlasWhere stories live. Discover now