VI. Fallin In Love With Me

606 75 0
                                    


Sorry baru update skrg. Bab endingnya, entar agak malahan yah.

Selamat membaca

Dengerin lagunya La vie en Rosé.

Flashback

Lisa Pov

"Lisa. Aku sedang di rumahnya saat ini dan kata ibunya, Jennie belum pulang. Apa Jennie bersamamu?"

Aku menggeleng menjawab telfonnya, meski Nancy tak melihatku "Tidak Nancy. Aku tidak bersamanya"

"Lalu kamu sekarang dimana? Apa kamu masih bersama Alexis?"

"Ya" aku mengangguk lagi. Membuang nafas dan menjatuhkan bahuku. Kemana Jennie pergi?

"Kamu? Apa kamu tidak khawatir Jennie sekarang berada dimana?"

"Bu–bukan begitu"

"Lalu? Kamu tidak melihat dia saat memohon padamu tadi?!"

"Alexis terluka, Nancy" balasku

"Jennie Juga terluka, Lisa!" Balasnya "Jennie mungkin salah mengira, kamu membalas perasaanya" what? Apa dia bercanda?

"Maksud kamu?" Ia tertawa kosong "si bodoh itu terlalu bodoh. Sudahlah, aku salah berfikir sama dengan si bodoh itu"

"Ma–maksud kamu, apa?"

"Lupakan" jantungku berpacu kencang. Apa yang ada di pikiran Nancy? Apa dia berfikiran aku tidak memiliki perasaan pada Jennie?

"Nancy tunggu" apa aku harus mengatakan yang sebenarnya?

"Apa lagi? Aku harus mencari si bodoh itu. Aku takut dia melakukan hal diluar akalnya" erangnya menjawab panggilanku

"Aku... A–aku dan Jennie" demi Dewa. Kenapa sulit sekali lidahku mengatakannya

"Apa Lisa? Kamu dan Jennie kenapa?"

"Aku... A–aku"

"A a apa?! Kamu dan si bodoh itu sudah saling mengakui perasaan?" Iya. Tapi kenapa sulit mengatakannya? Aku gagap menjawab ucapan Nancy.

"Sudahlah. Aku sudah tau. Tapi kenapa kamu lebih memilih si gadis ganjen itu dari Jennie?! Kamu cuma ingin balas dendam pada si bodoh itu bukan?"

Aku menggeleng cepat "Ti–tidak. Aku tidak pernah berfikiran untuk membalas dendam pada Jennie. Aku tidak seperti itu. Jennie harus belajar menghargai orang lain, Nancy"

"Si bodoh itu hanya tidak ingin membagimu pada siapapun, Lisa. Dia takut kamu berpaling. Jadi si bodoh itu berbuat nekad. Padahal aku sudah melarangnya agar tidak berbuat nekad. Lagi pula, Alexis juga selalu menyulut emosi Jennie"

Aku mendesah "aku tau. Tadi Alexis sudah menceritakannya padaku. Mereka belum mengetahui hubunganku dengan Jennie. Maaf, Aku minta maaf atas nama mereka" ujarku merasa bersalah.

Bagaimanapun, Alexia dan Vivian teman baikku. Mereka hanya ingin menjagaku dari orang-orang yang hanya ingin memanfaatkanku. Termasuk dari Jennie, yang mereka pikir, akan memanfaatkanku.

"Jangan minta maaf padaku. Tapi  Jennie"

"Ya, aku juga akan menemui Jennie setelah dari sini" ujarku jujur "mmm.. Nancy, aku boleh minta tolong?"

"Kalau aku bisa bantu, aku bantu"

"Tolong hubungin Jennie. tanyakan dia dimana. Nomorku di block" ujar ragu. terdengar suara tawa di seberang sana. Nancy menertawakanku. "Si bodoh itu kenapa seperti bocah saja" gumamnya terkekeh

23-28 JENLISA STORYWhere stories live. Discover now