18. || D E L A P A N B E L A S 🌾

604 52 3
                                    

HAPPY READING

Baca, vote, and comment

*********

"Gue mau tanya sama lo," ujar Davian membuka suara. Danita langsung berdiri tepat di depan Davian.

Dahi mulus Danita mengkerut. "Tanya apa?"

"Lo beneran mau tunangan sama Riki, ya?" tanya Davian yang tampaknya ragu dengan pertanyaan yang dilontarkan dirinya kepada Danita.

Deg!
Jantung Danita berdetak lebih kencang setelah mendengar pertanyaan dari Davian. Jujur, Danita tidak pernah bilang kepada siapapun mengenai hal ini. Lantas dari siapa Davian mengetahuinya.

"Lo ... lo tahu darimana?" tanya Danita terbata-bata, dengan ekpresi bingungnya.

"Gak penting gue tahu dari siapa," balas Davian sedikit dingin, ekspresinya sedikit berubah. "Emang lo beneran mau tunangan sama Riki?" tanya Davian pura-pura tidak mengetahui akan hal ini.

Danita menghela napasnya. "Kalau bukan karena Mama gue yang maksa gue untuk tunangan sama dia, mungkin gue bisa nolak. Dan gue gak bisa nolak perjodohan ini."

"Jadi, lo dijodohin sama Riki?" tanya Davian 'tak percaya.

"Hm, gue udah nolak, tapi gak bisa," lirih Danita.

Davian bisa merasakan perubahan raut wajah Danita yang terlihat begitu pasrah dengan perjodohannya.

"Terus, Ari gimana?"

Dahi Danita mengkerut. "Ari?" tanya Danita sedikit bingung.

"Hm, Ari. Gue tahu perasaan dia sekarang. Mungkin gue mengenal Ari baru berjalan sekitar enam bulanan," ucap Davian sembari duduk di tepi-tepi pantai, diikuti oleh Danita.

Davian mengembuskan napasnya. "Tapi gue udah nganggep Ari sebagai sahabat gue sendiri, bahkan lebih dari itu."

Danita semakin bingung dibuatnya. "Ari masih sayang sama lo. Tapi sayangnya, ego mengalahkan semuanya. Ari terlalu naif untuk menyatakan perasaannya ke lo."

Danita menaikkan satu alisnya. "Jadi, Ari sayang sama gue, gitu?" tanya Danita dengan polosnya.

"Iya. Bahkan lo tahu, Ari masih nyimpan foto lo di kamarnya," ujar Davian menatap ombak pantai.

"Sama seperti gue," lirih Danita. Reflek Davian menoleh ke samping ke arah Danita.

"Maksud lo?" Davian menaikkan alisnya sungguh heran. Sama? Maksudnya?

"Udah dua tahun gue putus sama Ari, dan itu pun hubungan gue cuma berjalan dua minggu saja. Ari mutusin gue karena cewek lain." Danita tersenyum getir ketika mengingat masa-masa itu.

"Cewek lain?"

"Hm. Dan dua tahun gue berusaha move on dari Ari. Saat gue udah hampir berhasil, Ari datang lagi di kehidupan gue dan gue gagal untuk lupain dia."

Davian terkekeh mendengar kejujuran yang sangat jujur dari mulut Danita sendiri. "Lo perlu bantuan gue gak?" Entah dorongan darimana, Davian mengucapkan tawaran tersebut.

"Bantuan?"

"Hm, bantuan. Gue bakal bantuin supaya lo sama Ari bersatu seperti dulu lagi," ujar Davian.

"Tap—"

"Dan lo harus bantuin gue."

"Bantuin apa?"

"Jadi gue suka sama seseorang. Dan gue butuh bantuan lo agar dia bisa jadian sama gue."

"Lo ... lagi suka sama cewek? Siapa?" tanya Danita. Setahu Danita, Davian tidak pernah dekat sama cewek manapun kecuali Adora? 

Hai, Mantan [𝐄𝐍𝐃] - RevisiWhere stories live. Discover now