𝙏𝙝𝙞𝙧𝙩𝙮 𝙏𝙬𝙤

667 131 11
                                    












































¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.








Minhee mengerjapkan matanya dan menatap langit-langit berwarna putih bersih.

Dahinya berkerut sejenak sebelum mengangkat kepalanya untuk melihat dimana posisinya saat ini.

Dari yang dia lihat, tentu saja itu adalah sebuah kamar. Terlihat minimalis dan menenangkan. Tapi ini bukan kamar yang biasa ia tempati. Begitu asing di matanya.

"Udah bangun, ya?"

Pintu kamar berwarna coklat tua itu terbuka, memunculkan seseorang dengan rambut berwarna merah gelap dan senyuman manis terpantri pada bibirnya.

Dia melangkah mendekati Minhee membuatnya refleks merenggut takut. Walaupun tidak terlihat berbahaya, waspada itu adalah hal yang utama, terutama pada orang asing yang tidak kita ketahui bagaimana wujud aslinya.

"Jangan takut. Aku ga jahat kok," dia terdiam sejenak lalu mengusap kepalanya, seperti memikirkan sesuatu, "eu... Kak Gyul. Kamu kenal Kak Gyul, kan?"

Mendengar nama itu disebut, tingkat kewaspadaan Minhee menurun sedikit, "Lo kenal Kak Hangyul?"

"Iya kenal. Aku pernah kerja paruh waktu bareng dia dulu."

Lelaki manis itu mengangguk pelan lalu kembali mengedarkan pandangannya.

"Ini kamar aku. Maaf ya sedikit berantakan," ujarnya dengan sedikit kekehan sembari langsung berdiri dan mengambil baju-baju yang berserakan di lantai.

Minhee hanya terdiam, menatap bagaimana orang itu membereskan kamarnya dengan begitu lincah dan cepat, seperti sudah terbiasa melakukannya.

"Nama lo siapa?" ujarnya ketika dia sudah selesai beres-beres.

"Oh iya," dia lalu kembali menghampiri Minhee dan duduk di pinggir kasur, "nama aku Hyungjun. Song Hyungjun," jawabnya dengan nada riang, tak lupa mengulurkan tangan dan tersenyum lebar.

Sudut bibir lelaki manis itu refleks tertarik. Ia lalu membalas uluran tangan Hyungjun, "Kang Minhee."

"Minhee... Oke."

Setelah berjabat tangan, mereka terdiam sejenak. Hyungjun sesekali melemparkan tatapan pada Minhee, seperti ingin mengatakan sesuatu tapi selalu ia urungkan.

"Mau nanya apa?"

"Hah?"

"Bilang aja."

"Eu... Anu... Rumah kamu dimana? Siapa tau aku bisa nganterin kamu pulang--"

"Nggak!" balas Minhee cepat membuat sosok di depannya itu tersentak kaget.

"M-maaf. Aku ga bermaskud--"

The DevilDonde viven las historias. Descúbrelo ahora