𝙏𝙝𝙞𝙧𝙩𝙮 𝙁𝙤𝙪𝙧

641 127 33
                                    







































Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Yunseong terdiam sejenak, merenungi setiap kejadian beruntun yang telah terjadi selama beberapa minggu terakhir.

Tangannya kemudian terangkat, memutar knop pintu, lalu membukanya.

Kepalanya mendongak, menatap ruang kamar yang gelap dan begitu hampa. Tempat tidur besar yang ada disana masih terlihat rapih, tidak dihuni oleh siapapun.

Kakinya ia langkahkan memasuki kamar itu dan hanya terdiam, menatap setiap perabotan yang ada didalamnya.

Mungkin, semua barang yang ada di tempat ini pernah tersentuh oleh Minhee.

Mungkin.

Tatapan matanya pun jatuh pada vas bunga berisi bunga tulip yang kini sudah layu bahkan kering.

Persis seperti hatinya.

Yunseong mendekati vas bunga itu dan mengeluarkan isinya.

Bahkan ketika disentuh, tangkai bunga itu sudah rapuh dan hancur, terjatuh hingga ke lantai.

Lelaki itu menghelakan nafasnya pelan.

Dia kemudian kembali berjalan berkeliling, sekedar mengulas kembali memori ketika Minhee masih ada disini.

Perasaan rindu tak terelakkan.

Yunseong sangat merindukan Minhee saat ini.

Apa dia baik-baik saja?

Apa lelaki manis itu makan dengan teratur?

Bagaimana dengan keadaan bayi kecil mereka?

Yunseong sangat merindukan mereka berdua. Dia rindu memeluk tubuh Minhee. Rindu menciumnya. Rindu mengerjainya. Rindu mengganggunya. Yunseong rindu semua tentangnya.

Jadi begini ya rasanya patah hati...

Padahal ini pertama kalinya dia merasa begitu jatuh pada seseorang dalam cinta.

"Tuan Yunseong?"

Kepala lelaki itu menoleh, menatap Hangyul yang kini berdiri di depan pintu dengan pandangan sendu, seperti paham apa yang sedang dirasakan atasannya itu.

"Ya?"

"Mobil sudah siap, Tuan."

"Ya... Nanti gue turun."

Hangyul terdiam sejenak, ingin melangkah keluar tapi tertahan sesuatu. Rasanya seperti ingin mengatakan sesuatu tapi kalimat yang sudah dia siapkan justru tertahan ditenggorokannya.

Dia tau bosnya itu sedang dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Ingin menghibur tapi Hangyul tak tahu bagaimana caranya.

The DevilWhere stories live. Discover now