025: Dion dan Kebiasaan Buruknya

224 34 13
                                    

***CATATAN AUTHOR***

Hai. Part 26 ini ceritanya agak ringan, gak bikin nguras emosi kayak part-part sebelumnya. Aku mau ngasih jeda buat hati para readers biar gak terbawa emosi atau terlalu sedih terus baca Saudade. Emosinya kalian simpan dulu untuk part-part berikutnya ya ;)

Selamat membaca!

******

Api cemburu mulai membara di hati Bayu kala melihat Sera memancarkan senyumannya kepada lelaki lain, kepada lelaki yang sejak lama membuatnya cemburu. Siapa lagi kalau bukan Dion Taraka Wirga. Sikapnya berubah menjadi dingin.

Bayu masih memandangi wajah Sera dengan tatapannya yang begitu dingin. Tak terpampang wajah yang penuh perasaan bersalah di diri Sera, malah perempuan itu menertawakan kekasihnya. "kenapa ketus gitu sih, Mas? Orang aku ngetawain Audine sama Putro yang lagi ngumpet di belakang Dion." Sera menunjuk kearah dibalik tubuh Dion.

Rupanya Bayu tak menyadari akan kehadiran dua sahabat Sera yang lainnya. Audine dan Putro, yang tengah bersembunyi dibalik tubuh tinggi Dion. Lelaki itu mulai salah tingkah, pula merasa bersalah atas perasaan buruk sangkanya kepada Sera.

"Oh- gak kelihatan. Maaf, ya." Bayu menyentuh tengkuknya karena malu.

Sebenarnya Audine dan Putro bukanlah menjadi alasan Sera tersenyum. Audine dan Putro hadir bagai penyelamat dikala Sera tak dapat membendungkan perasaannya kepada Dion. Apa yang membuat Sera tak mampu menahan senyumannya? Panggilan 'sayang' yang dilontarkan Dion sebelum Bayu tiba di IGD. Perempuan itu teramat terbawa perasaan hingga panggilan tersebut tak kunjung hilang di pikirannya.

"Kenapa ente bisa pingsan, Sera?! Belom makan 3 hari?!" Audine sedikit berlari menghampiri Sera yang tengah duduk dikasur IGD.

[Ente: kamu dalam bahasa Arab]

"Udah, kita hari ini gak usah ngerjain skripsi dulu." Putro menyambar percakapan Audine dan Sera. "Mbok ya otak kita diistirahatin dulu, gitu lho. Tiap hari ngerjain skripsi opo enggak meledak itu kepalamu, hah?" lanjutnya dengan logat medoknya yang khas.

Dion mendekati langkahnya ke meja yang terletak didekat kasur Sera. "Nih makan, mumpung masih anget." Ia menaruhkan sekotak makanan berisi bubur ke meja tersebut, lalu menatap kekasih dari Sera. "Udah lama disini, Bay?" Sebenci-bencinya Dion kepada Bayu, tak sepantasnya ia menunjukkan perasaan bencinya kepada lelaki tersebut. Dion mengharuskan dirinya untuk berbasa-basi kepada kekasih Sera itu.

"Belom 5 menit, kok." Ia menepuk pundak Dion sebagai bentuk terima kasihnya. "Makasih ya udah langsung bawa Sera ke rumah sakit."

"Gue mah cuma bantu nganterin doang. Bilang makasihnya ke Della, tuh. Dia yang ada di sebelah Sera pas pingsan."

Tak lama sosok Della datang dengan raut kusam, ia menghampiri Sera dengan memberikan sebuah plastik yang berisikan 5 macam obat. "Anjir ya nih anak, gue baru tahu obat maag itu banyak banget. Lo mau kambuh terus maagnya?!" Bukannya menyapa teman-temannya, perempuan itu malah mengoceh.

Dengan lemas Sera mengambil sekantung plastik yang dijulurkan Della. "Emang banyak obatnya?"

"Banget! Mana gede-gede obatnya!"

Sontak Audine memukul lengan Sera berkali-kali. "Makanya, dibilang suruh makan ya langsung makan!" Paparnya geregetan.

"Hehehe iya maaf." Jawab Sera begitu santai.

"Halah maaf maaf," celetuk Putro, "kalo sesuk (besok) kambuh lagi awas sampean (kamu)!"

Melihat suasana yang semakin dikelilingi oleh rasa khawatir, Bayu memutar otaknya untuk melakukan sesuatu. Ia mengambil kotak makanan tersebut untuk membantu menyuapi Sera, "nanti uang obat sama makanannya gue yang ganti ya, Del, Yon." Kemudian lelaki itu menatap Sera dengan memberikan senyumannya. "Makan dulu, yuk? Habis itu minum obat terus kita pulang."

SAUDADE || Cho Seungyoun ✅ Where stories live. Discover now