035: Bandung, Bagian Pertama

231 31 30
                                    

20 April 2019, di suatu acara musik di Bandung.

Perempuan dengan kamera yang menghiasi penampilannya ini tengah menyibukkan diri memotret penampilan Cigs sebagai band terakhir yang tampil diacara tersebut.

Sera tak ditemani oleh Dion. Lelaki itu terlalu lelah setelah mengerjakan pekerjaannya. Terkait pekerjaan sampingan Sera sebagai gigs photographer khusus Cigs alias band yang dinaungi oleh mantan kekasihnya, Dion pun tak mempermasalahkan hal itu. Toh, lelaki itu mempercayai Sera seutuhnya karena mereka sudah saling mengenal sejak 2016.

"Lagu terakhir adalah lagu yang kami rilis hampir sebulan yang lalu." Bayu membasahi tenggorokannya dengan meneguk air mineral ditengah pembicaraannya kepada para penonton. "Lagu yang menceritakan tentang penyesalan seorang lelaki atas kesalahan yang dia perbuat. Based on a true story."

Ucapan tersebut lantas membuat Sera menghentikan aktifitasnya sejenak. Mata indah yang dilindungi oleh kacamata bulat itu tertuju kepada seorang lelaki yang tengah menjadi pusat perhatian para penonton.

"Gue udah merasakan dua kali patah hati. Keduanya emang menyakitkan karena gue diselingkuhin," curhatan Bayu sontak dibalas oleh teriakan penonton yang menunjukkan bahwa mereka juga turut bersedih. "Dan ketika gue menulis lagu ini, gue sedang patah hati untuk ketiga kalinya. Bukan karena selingkuh, tapi karena suatu hal yang mengharuskan kita untuk mengakhiri hubungan ini."

"Iyalah, bego. Siapa suruh egois?!" Benak Sera dengan mengernyitkan keningnya kesal. Ia kembali mengatur posisi untuk memotret personil Cigs lainnya.

"Tahu rasa sakitnya seperti apa? Dua kali lipat melebihi rasa sakit hati gue sebelumnya." Senyuman pasrah muncul di wajahnya. "Rasanya gue mau banget punya tombol putar ulang waktu, dimana gue bisa memperbaiki kesalahan gue dengan dia."

Lelaki yang dijuluki sadboy oleh para penggemarnya itu diam-diam melirik sang mantan, memberikan senyuman irit sebelum akhirnya kedua netra mereka bertemu. Dua tatapan yang menandakan arti berbeda. Tubuh Sera membeku layaknya terhipnotis oleh tatapan penuh harapan dari sang mantan.

"Sorry." Lelaki itu mulai memetik gitar akustik yang tergantung di tubuhnya.

---

"Ser, payment hari ini udah gue transfer ya ke rekening lo." Adrian menghampiri Sera yang tengah duduk di backstage sembari merapihkan perkakas fotografinya.

"Oke, Kak Ad. Thanks." Acung jempolnya dan berdiri untuk hendak berpamitan. "Besok hasil editannya paling lambat malem ya."

"Sip, japri aja kalo udah dikirim by email." Lanjut Adrian menepuk pundak Sera. "Take care, Ser."

Sera melambaikan tangannya berpamitan kepada seluruh personil Cigs di ruangan tersebut.

Bayu berlari menghampiri sang mantan yang sudah berjalan hingga ke parkiran. Malam kian larut dan sepi akan pengunjung. Ya, kini waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. Lelaki itu memanggil Sera begitu lantang hingga membuat perempuan itu terpaksa menoleh kearah sumber suara.

"Bareng aku aja pulangnya." Bayu menggenggam pergelangan tangan Sera.

Ia menepis genggaman Bayu sebagai bentuk penolakannya. "Aku udah mesen Go-Car, Mas." Meskipun mereka tak lagi bersama, Sera masih menghormati Bayu dengan menggunakan panggilan Mas untuknya.

Bayu menghela nafasnya mengkhawatirkan mantan kekasihnya ini. "Ser, ini udah malem banget. Gak baik kalo cewek pulang sendirian."

"Aku gak sendirian, kok. Kan sama driver Go-Car." Balasnya sedikit nyolot.

SAUDADE || Cho Seungyoun ✅ Where stories live. Discover now