CHAPTER 31 (Menerima dan melepaskan)

38 3 40
                                    

***Bukit belakang perkemahan***

"AAAAAAAA" teriak Mario kesal sambil duduk melihat pemandangan.

"Cie ada yang sedih karena ditikung ya," ujar seorang cewek.

"Lah? Lu ngapain disini Nad?" tanya Mario terkejut dengan kehadiran Nadin.

"Gapapa, jalan-jalan doang tadi trus ngeliat orang galau disini," sahut Nadin sambil duduk disebelah Mario.

"Dih, sok tau lu. Siapa yang galau coba," sahut Mario mengalihkan pandangannya dari Nadia.

"Hmm...jadi ada yang diam-diam naksir Vina nih," ujar Nadin menyindir Mario.

"Ha? Siapa yang suka Vina?" tanya Mario dengan gerak-gerik  panik.

"Cie salting...yaudah kalo ngga mau ngaku, gue juga ngga kepo kok," sahut Nadin sambil berdiri dari kursinya.

"Tunggu..tunggu kok lu bisa tau? Emang kebaca banget ya?" tanya Mario memegang tangan Nadin dan menatap matanya.

Nadin pun kembali duduk dan Mario melepaskan pergelangan tangan Nadin.

"Harusnya sih ngga kelihatan banget kalo lu tadi ngga pergi waktu Gio nembak Vina," jawab Nadin.

"Ya semoga pada ngga nyadar aja deh dan lu awas aja sampe bilang ke yang lain," sahut Mario

"Iyalah buat apa gue kasih tau yag lain," ujar Nadin langsung berdiri dan beranjak meninggalkan Mario.

"Lu mau kemana?" tanya Mario

"Mau jalan-jalan," sahut Nadin terus berjalan.

Mario pun langsung berdiri dan berlari ke arah Nadin.

"Tungguin gue dong," sahut Mario

Mereka pun berjalan memasuki daerah hutan menuju air terjun.

"Menurut lu cinta yang tulus itu apasih?" tanya Nadin memecahkan suasana hening antara mereka.

"Wets..dalam banget bu pertanyaannya," sahut Mario

"Udah jawab aja," 

"Ya menurut gue cinta yang tulus itu saat orang yang kita suka bisa bahagia, apapun itu bentuknya"

"Tapi kitanya ngga bahagia dong?"

"Ya gapapa, kebahagiaan itu bisa kita cari dari dalam diri kita kok"

"Caranya?"

"Caranya dengan kehadiran lu sekarang yang buat gue bahagia"

Langkah Nadin pun terhenti dan menghadap ke arah Mario yang berjalan dibelakangnya dengan wajah yang penuh pertanyaan.

"Ngga gitu, maksud gue tuh mencari kebahagiaannya dengan ikut lu jalan-jalan begini," sahut Mario merasa salah berbicara.

"Ohh gitu,"

"iaa..iya gitu dah. Lagian tumben banget lu nanya beginian, ada masalah kah?" tanya Mario

"Gapapa" jawab Nadin dengan datar.

"Biasanya cewek kalo bilang gapapa pasti ada sesuatu nih,"

"Ngga ada tuh,"

Tiba-tiba datang Marvel sang ketua osis bersama cewek berambut pendek, yaitu Bella temen sekelas Nadin yang akhir-akhir ini dekat dengan Marvel.

"Hai Nad," ujar Marvel dengan kaku.

Seketika suasana menjadi akward, seperti ada luka yang dirasakan Nadin namun tidak terlihat dan hanya bisa merasakan perihnya.

Kagum? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang