Hari ini, malam menyambut dingin. Guguran daun – daun pohon terlihat berserakan mewarnai jalan. Deru mesin terdengar seru dan sesekali mengerubungi tanpa henti. Kerumunan orang berjalan bergantian di lintasan penyebrangan memberikan suasana cukup pengap.
Guratan lelah pada setiap wajah tampak begitu jelas. Pakaian resmi yang sedikit kusut, sepatu pantofel berusia lama, parfum yang bercampur keringat menjadi penanda kerja keras mereka hari ini. Semua itu berlindung di balik mantel – mantel panjang untuk melindungi diri dari embusan angin dingin.
Walaupun hari ini merupakan hari sibuk, namun kegiatan untuk menyambut sebuah perayaan sudah dilakukan. Banyak orang tidak sabar menunggu kedatangannya. Salah satu perayaan yang membawa kebahagiaan dan mempererat kekeluargaan, yaitu perayaan natal.
Pergerakan kerumunan orang dari satu tempat ke tempat yang lain terjadi dalam frekuensi cukup tinggi. Antrean menumpuk pada beberapa tempat. Kejadian ini sudah berlangsung sejak perbatasan area bisnis dengan komersial.
Hal ini tentu dimanfaatkan dengan baik oleh setiap pertokoan. Dari kejauhan, barang – barang terbaik sudah tertata rapi di etalase untuk menarik perhatian pembeli. Mereka juga menawarkan produk dengan harga miring jika berbelanja selama periode perayaan natal berlangsung, dengan perbandingan harga mencapai 35% lebih murah dari biasanya.
Tidak heran kalau banyak orang tertarik untuk menghabiskan uang mereka setelah melihat tawaran menggiurkan seperti itu.
Oh, jadi gim ini akan rilis tahun depan...
Di bawah sorot tiang lampu, aku membawa diri ini tenggelam bersama barisan paragraf artikel berita. Tulisan – tulisan kecil yang tertulis di smartphone membutuhkan sedikit ketelitian membaca. Setidaknya di balik itu, aku mendapatkan informasi yang kuinginkan.
Bau harum dari segelas kopi Mocaccino yang kubeli di salah satu kedai kopi menjadi pelepas penat seusai bekerja. Sensasi hangat yang menjalar hingga ke seluruh tubuh saat meminumnya memberikan keseimbangan sirkulasi darah yang baik.
Sudah sekitar 15 menit aku berdiri di tempat ini. Bertemu dan bertatap muka dengan berbagai kegembiraan orang – orang yang lewat.
Di waktu yang sama, lalu lalang pasangan dari berbagai usai sering kali mengundang iri. Mereka menunjukkan kemesraan hubungan secara publik tanpa merasa bersalah sedikit pun. Seakan seluruh dunia berpusat pada mereka.
Sebaiknya... aku segera kembali ke apartemen.
Perjalananku kembali berlanjut seusai beristirahat sejenak. Dengan mengandalkan ingatan cepat, aku mengamati beberapa perubahan signifikan pada pedestrian yang biasa kulewati.
Ornamen khas natal terpasang hampir di seluruh penjuru. Lampu – lampu hias berwarna mulai menggantung di setiap pohon untuk memanjakan mata. Pantulan cahaya bias dari berbagai sumber membawa sedikit kehangatan dan pandangan lebih jelas terhadap jalanan.
Pemandangan ini tersaji di sepanjang sisi pedestrian. Hal itu semakin diperjelas dengan sebuah papan reklame digital tentang perayaan natal dari salah satu produk makanan coklat. Ukuran dan letaknya yang strategis berhasil mencuri mata orang – orang yang lewat.
Suasana natal memang selalu menakjubkan.
Langkah kaki ini perlahan membawaku masuk ke dalam stasiun kereta. Di dalamnya, iklan digital berbagai produk sudah tersaji pada setiap sisi dan sudut. Semua iklan tersebut bernuansa romantis, perayaan natal hingga tahun baru. Bahkan aku menyadari jika beberapa di antara iklan yang berada di sini merupakan hasil proyek kolaborasi perusahaan Lightern dengan perusahaan lain.
Namun terdapat salah satu poster yang menarik perhatianku.
Ketika salju dan cinta datang bersama...? Sungguh judul yang unik sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter without Words
RomanceKehidupan dewasa yang kosong dijalani tanpa arah yang pasti. Walau memegang teguh pesan dan nilai hidup, ketidakhadiran orang tua menjadikan semuanya begitu hampa. Kenangan kelam serta penyesalan yang terpendam kerap kali menghantui dalam tidur. Mes...