sip sìi

711 84 12
                                    

Vee pov

Mark mengeluarkan anak kunci dari kantong celana dan membuka pintu kamarnya. Cukup lama aku tak menyambangi tempat ini, terakhir saat kami masih bertengkar aku datang untuk melihat Mark, aku membawakan padthai kesukaannya yang aku buat sendiri dengan sedikit bantuan ibu. Namun saat itu aku menjadi marah karena provokasinya, Mark tengah bersama pria kecil yang baru-baru ini aku tahu kalau dia senior kode James, sahabat Mark. 

Ada rasa aneh yang merasuk ke dalam dadaku saat melihat ruangan ini, semua masih sama dengan saat terakhir, tak ada sedikitpun yang berubah. Namun perasaan ini....entahlah aku sendiri tak dapat menjabarkannya, ada rasa rindu yang kuat, rasa bahagia juga rasa sakit. Setiap sudut dalam ruang ini menyimpan banyak kenangan kami. 

"P'! apa kau tak akan masuk?" ia tersenyum menatapku.

"Bisakah?" Mark berjalan ke arahku, ia meraih lenganku.

"Kau bisa terus berdiri di depan pintu dengan bodoh seperti waktu itu." Mark bicara dengan penuh senyum untuk mengejekku.

"Markkkkk..." aku merajuk. 

Mark tertawa, aku menyukainya, ia terlihat indah. Wajah tampan yang slalu kurindukan, sorot mata tajam yang selalu acuh, garis wajah yang tajam dan bibir tipis yang selalu terasa manis. Kusimpan gambaran indah itu agar selalu terpatri di ingatanku.

"Ayolah P'" ajaknya. Aku menaruh tongkat di samping dan berpegangan padanya, ia membawaku ke dalam.

"Bukankah aku sangat merepotkan?" aku bertanya padanya, aku sangat ingin tahu reaksinya. Mark berbalik menatapku.

"Pee..." aku tersenyum, aku hanya ingin menggodanya. Lihatlah wajahnya, ia nampak kesal dengan alis berkerut. Mark, bagaimana kau bisa begitu baik padaku?

Aku mencuri ciuman di pipinya yang lembut, ia mulai tenang, kerut alisnya mulai menghilang. Aku takut membuatnya kesal lagi.

"Mmm..aku akan mandi dulu, badanku terasa lengket dan kotor seharian bekerja di bengkel." kataku.

"Ok... aku siapkan baju gantimu." Aku masuk kamar mandi dengan tembok sebagai pegangan, ini benar-benar menyusahkan.

Keluar dari kamar mandi, kulihat Mark sudah berganti baju dengan celana pendek juga kaos. Ia tak perlu mandi lagi karena sore tadi ia pergi berenang. Aku segera memakai baju yang ia siapkan dan Mark menungguku di atas tempat tidur dengan verban serta peralatan lainnya.

"P' aku akan membantumu mengganti verban." aku naik ke atas tempat tidur, duduk menghadap Mark.

"Ok." Aku menjulurkan kaki kiriku padanya. Kulihat Mark begitu terampil mengerjakannya, sangat cepat dan rapih. Hasilnya jauh lebih bagus dibanding saat aku melakukannya sendiri. Mark lalu membereskan peralatan itu ke meja samping. 

"Terimakasih Mark." Aku menggusak rambutnya pelan. Mark mengangguk.

"P' apakah sangat sakit?" tanyanya.

"Aku masih bisa menahan." aku tersenyum padanya, tak ingin dia khawatir. Kakiku masih sangat sakit, tapi dibanding rasa sakit ini rasa takut kehilangannya jauh lebih menyakitkan. 

"P'Vee apa kau masih ingin makan?"

"Tidak, aku hanya ingin tidur aku sangat lelah hari ini. Apa Mark masih lapar?" Mark menggeleng.

"Kalau begitu ayo tidur." 

Aku merebahkan badanku, memberikan satu lenganku sebagai bantal Mark dan merengkuh pinggangnya untuk ku peluk. Mark merapatkan badannya padaku, ia menelusupkan kepalanya ke leherku, kucium kepalanya, "Selamat tidur Mark."

Reconciled; Mechanic of loveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon