Jika pagi Kinan dengan teriakan adiknya, maka Kanda dengan geplakan kakaknya.

136 13 1
                                    

Bahkan sebelum ayam berkokok, suara alarm Kinan sudah berdering keras, seperti hari-hari biasanya teriakan Rosaㅡadik pertamanyaㅡyang ada di kamar sebelah lah yang membuat gadis itu terbangun. Kinan mengetuk dinding kamarnya dengan penggaris kayu panjang miliknya supaya Rosa diam dan menandakan bahwa kakaknya itu sudah membuka mata. Gadis berambut sepinggang itu membuka pintu dan terkejut karena lelaki kecil satu-satunya dalam keluarga sudah berdiri dengan boneka dinosaurus di tangan kanannya.

"Dedek Raffa tumben di depan kamar kak Kinan?" tanya Kinan lembut lalu menggendong adiknya yang masih mengantuk.

"Suara tekotek kak Kinan keras sekali, dede jadi bangun deh," Raffa memanyunkan bibirnya kesal. Kinan terkekeh pelan, "Maaf ya dedek, kan biar kak Rosa juga bangun juga buat belajar pagi, dedek mau bobok ke ruang belajar atau di kamar kakak?"

"di ruang belajar."

Kinan mengetuk kamar Rosa tiga kali dan dibalas lemparan bantal hingga berbunyi debum, itu tanda bahwa Rosa tidak ingin ikut belajar pagi buat dengan kakaknya. Meskipun mereka bertiga lahir dari rahim yang sama namun ketiganya sangat berbeda sifat. Kinan merupakan gadis yang sangat ambisius dan terkadang tak mau kalah, meski begitu karena sifat supel dan super cerianya, beberapa siswa yang hendak jengkel jadi tak enak hati, apalagi wajahnya yang imut dan cantik, para siswi pun enggan membuat Kinan menangis, berbeda dengan Rosa yang bebas dan terlihat bodo amat namun otaknya yang lebih encer dari Kinan membuat nilai-nilai sekolahnya di atas rata-rata hingga beberapa kali memenangkan lomba tingkat provinsi. Si bungsu Raffa yang masih berumur lima tahun cenderung seperti Rosa namun terkadang seambisius Kinan.
Jika orang-orang bilang masa SMA merupakan masa yang indah untuk bermain-main, terutama bermain cinta, berbeda dengan Kinan. Si gadis ambisius itu sejak awal menginjakkan kaki di SMA Garuda Nusantara, semua pikiran, tenaga, dan hatinya ia curahkan untuk menjadi siswi teladan dan peringkat satu di semua pelajaran serta lomba. Tidak ada yang tidak mengenal Kinanti Putri Sadewa, bahkan alumni dan siswa SMP yang ingin masuk SMA tersebut mengenal sosok Kinan. Satu semester di kelas dua sudah ia lewati nyaris sempurna, nilai Kinan 100 semua kecuali di bidang seni tari dan olahraga, meski sudah latihan hingga nyaris pingsan, gadis itu hanya mendapat nilai 85. Kini dua minggu sudah semester dua sudah ia jalani, ia sadar bahwa dalam hal olahraga dan seni sepertinya ia harus lebih ekstra lagi jika ingin angka di rapornya naik beberapa digit.

"Kakak sudah dua jam belajar kok susunya belum disentuh? Jadi dingin banget ini," suara lembuat bundanya membuat Kinan menoleh. Ia tak sadar kalau segelas susu dan dua tangkup roti panggang buatan sang bunda telah teronggok di meja sejak dua jam lalu.

"Astaga, Kinan ga sadar bun, ini sudah jam 5 ya?" tanya Kinan sambil melirik jam dinding di ruang belajar.

"Iya, sayang, sudah mau mandi?" 
Kinan menggeleng, "Kinan mau jogging sebentar bun, setengah jam keliling kompleks, 2 minggu lagi ada penilaian lari seenggaknya Kinan harus bisa melewati rekor Kinan bulan lalu!" jelasnya sambil membereskan buku dan kertas yang berisi coretan matematika.

Bundanya menghela napas tipis, "ya sudah, minum dulu dan makan ya, 15 menit kemudian baru kakak boleh jogging!"

"Iya bun, itu dek Raffa mau ditinggal di sini atau dibawa bunda ke kamar?" Kinan menunjuk adiknya yang masih terlelap dengan botol susu dalam dekapan.

"Dibawa dong, nanti kalau dia di sini tiba-tiba berubah jadi profesor gimana karena baca semua buku ini?" bundanya terkekeh dengan guyonannya sendiri. Kinan ikut terkekeh, kalau saja dengan tidur di ruang belajar berisi semua buku ini membuatnya menjadi profesor tentu saja hal itu akan ia lakukan tanpa ragu.

***

PLAK!

Sapu dan gagang kayunya sukses mendarat di belakang kepala lelaki jangkung itu yang sedang berjalan dengan santainya, "ARGHHH MBAK KENAPA SIH MUKUL KEPALA GUE MULU?!"

Lari lebih cepat Kinan, Kanda jalan santai saja kamu bisa ketangkap!Where stories live. Discover now