17. Your Endless Hatred For Me

5.2K 595 10
                                    

DENGAN Terpaksa Jungkook harus bangun lebih pagi hari ini, Karena sang Kakek menuntut dirinya untuk bangun dan turut serta dalam sebuah acara sarapan pagi bersama diruang makan nanti. Padahal Jungkook bisa saja menyusul, Namun Sialnya sang Kakek tidak mengizinkan hal itu kepada Jungkook.

Pria bersurai hitam itu mengernyit saat melihat sisi kasurnya kosong, Seharusnya ada sang istri disana. Namun nihil.

Pria itu bangkit seraya mengedarkan pandangan-nya kesekitar, Dimana gadis itu? Karena tidak ingin ambil pusing, Alhasil Jungkook memutuskan untuk lebih memilih beranjak kearah kamar mandi seraya membasuh wajah bangun tidurnya dan mengganti pakaian yang ia kenakan agar terlihat sedikit lebih rapih.

Setelah selesai, Jungkook yang kian hanya mengenakan sebuah kemeja hitam polos dengan celana bahan panjang berwarna cokelat gelap itu kini berjalan menelusuri lorong mainsion besar sang kakek yang mengarah ketangga untuk segera membawa dirinya keruang makan.

Ah, Ngomong-ngomong sejak tadi Jungkook masih tidak melihat sosok Minji.

Pria itu menghentikan langkahnya saat netranya mendapatkan seorang gadis yang baru saja ia pikirkan kian tengah berdiri dipinggir balkon, Sendirian. Membiarkan angin pagi yang sedikit dingin itu menerpa rambutnya yang digerai. Membuat surai cokelat gadis itu berterbangan kesana kemari tanpa arah.

Jungkook terdiam sejenak, Menatapi punggung tegap gadis itu yang kian tengah memejamkan kedua matanya sembari menikmati cahaya pagi matahari menerpa langsung kepermukaan kulit wajahnya, Sungguh. Cantik. Sangat cantik.

Hidungnya yang mancung, Bulu matanya yang lentik, Bibirnya yang berwarna merah muda sempurna tanpa dipoles apapun, Kulitnya yang putih dan mulus seperti kulit bayi, Rambutnya yang tebal dan terurai halus, Gadis dihadapannya ini sangat cantik.

Alam seakan-akan menyatu, Cahaya matahari terlihat semakin menambah kesan memesona yang dipancarkan dari wajah elok gadis itu.

Sedangkan Jungkook dibelakang sana hanya terdiam seperti itu seperkian menit, Sebelum pada akhirnya memutuskan untuk berjalan mendekat kearah sang istri, Pria itu berhenti tepat dibelakang gadis itu seraya berdehem.

Membuat gadis didepan-nya terperanjat terkejut, Minji menolehkan wajahnya seraya membalikkan badannya. Manik mata sendunya bertemu dengan manik hitam monolid milik Jungkook yang dominan sinis, Pria itu terdiam saat melihat kedua mata istrinya kian memerah dan bengkak.

Tentu saja Jungkook tahu penyebabnya, Sepertinya gadis itu terlalu banyak menangis.
Lantas Jungkook melirik kearah sebuah jam mewah yang melingkar dipergelangan tangan-nya lalu menghela nafas dengan kasar.

"Kau sedang apa? Ingin aku diomeli lagi oleh kakek karena datang terlambat?" Tanya Jungkook dengan dingin, Tidak lupa pria itu juga memperlihatkan aura mengintimidasinya yang sangat kuat, Sehingga membuat Minji hanya bisa menunduk dalam diam.

"Cepat, Kita harus sarapan." Peringat Jungkook lalu berbalik, Pria itu melangkahkan kaki-kaki jenjangnya terlebih dahulu meninggalkan Minji yang kian masih menundukkan wajahnya. Mungkin ia malu karena harus memperlihatkan sisi
lemahnya kepada pria yang paling ia hindari.

Akan tetapi pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk berjalan seraya membuntuti Jungkook secara perlahan, Yang kini tengah menuruni anak tangga mainsion besar tersebut. Setelah tiba dilantai utama, Minji lebih memilih untuk diam dan membuntuti Jungkook dari belakang layaknya seekor anak kucing yang mengekori kemanapun ibunya pergi.

Jungkook menghentikan langkah kakinya secara mendadak lalu berdecak, Pria itu berbalik seraya menarik lengan Minji menjauh dari ruang makan mainsion. Ia membawa Minji keluar dari mainsion besar tersebut.

EDURANCE ✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon