3 ; Pesta Bisnis

1.8K 37 1
                                    

PEMBUKAAN

AUTHOR POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AUTHOR POV

Setelah merealisasikan keinginannya untuk mandi air dingin tadi, Aluna melanjutkan kegiatannya dengan tidur hingga hari mulai petang. Dan setelah menghabiskan waktu hampir 3 jam berkelana di dunia mimpi, Aluna pun akhirnya terbangun dengan kondisi pikiran yang fresh. Meski di beberapa waktu ia masih teringat dengan kejadian tadi malam, namun paling tidak ia sudah bisa sedikit demi sedikit mengontrol pikirannya agar tidak terus terfokus pada ingatan yang buruk seperti itu.

Kini, Aluna sedang duduk di kursi belajarnya dengan beberapa buku yang terbuka lebar didepannya. Gadis itu sedang mengerjakan tugas sekolahnya yang harus ia kumpulkan besok pagi. Aluna memang bukan tergolong anak dengan kepintaran di atas rata – rata, namun ia cukup pintar dan rajin sehingga ia mampu mempertahankan nilainya dengan baik. Jika di jabarkan dalam bentuk pringkat, mungkin Aluna berada pada posisi ke-40 dari 380 siswa di angkatannya.

Tokk.. Tokkk...

Aluna langsung menolehkan kepalanya kearah pintu kamar yang berbunyi. Tidak banyak menunggu, gadis itu langsung berdiri dan meraih knop pintu itu dan membukanya. Setelah di buka, ternyata pelaku pengetuk pintu kamar Aluna adalah Ela, kepala pelayan di mansion ini.

"Selamat sore Nona," sapa Ela pada Aluna.

"Sore juga, Bi. Ada apa?" tanya Aluna langsung.

"Tuan meminta saya untuk menyampaikan jika beliau sedang menunggu anda di ruang kerjanya," ujar Ela dengan hormat.

"Baiklah. Aku akan kesana sekarang," jawab Aluna.

Ela pun menundukkan kepalanya dengan sopan lalu segera beranjak dari hadapan Aluna. Sementara Aluna langsung memasang raut bingung yang bercampur khawatir di wajahnya. Sembari melangkah menuju ruang kerja Matthew yang berada di lantai 3 Mansion ini, Aluna mencoba menerka – nerkan alasan Matthew memangilnya. Ia takut jika Matthew berniat untuk melakukan hal yang tidak – tidak padanya seperti tadi malam. Jujur saja, Aluna sedikit takut kepada Matthew jika mengingat apa yang terjadi tadi malam. Aluna tidak tahu apa saja yang sudah Matthew lakukan pada tubuhnya. Yang ia tahu, kedua buah dadanya terpampang bebas di hadapan Matthew karna seluruh kancing piamanya yang terbuka.

Tanpa sadar, kini raga Aluna sudah tiba tepat di depan pintu besar ruang kerja milik Matthew. Tangan mungilnya ia gerakan untuk mengetuk benda padat tersebut.

Tokk.. Tokk..

Usai mengetuk, Aluna langsung membuka pintu itu tanpa menunggu respon dari si pemilik ruangan. Ia juga langsung melangkah menuju meja kerja Matthew. Di seberang meja, pria tampan yang berstatus sebagai kakaknya itu sedang sibuk memperhatikan monitor laptop. Meski kini Aluna sudah berdiri tepat di hadapannya, Matthew masih belum meninggalkan Laptopnya.

"Kak?" panggil Aluna setelah beberapa saat ia berdiam diri di posisi tegaknya.

"Tunggu sebentar, kakak harus menyelesaikan ini dulu. Duduklah di sofa itu," jawab Matthew tanpa mengalihkan sedikitpun perhatiannya dari layar datar itu.

Matthew & AlunaWhere stories live. Discover now