[22] Past (4): True Color

9.9K 909 19
                                    

DORR!!!
"Kyaaaa!!!" teriak Tessa.

"Lawanmu adalah aku!" Alexa menahan perih di kepalanya.

Kau... Tenang saja, aku sudah bisa sekarang.
Alexa kembali menguasai tubuhnya.

"Bawa yang lain ke dalam dan hubungi kantor polisi terdekat!" perintah Alexa, diangguki Tessa.

"Hati-hati, Al," peringat Tessa, memeluk Kenneth semakin erat sambil berlari.

"Kita lihat apa kau bisa menahan peluru berikutnya."

Dorr!! Dorr!! Dorr!!
Sang pemimpin menembak sebanyak mungkin dan semua peluru berhasil dihindari Alexa.

"Tidak mungkin! Aku penembak terbaik! Si... Siapa kau sebenarnya?" pria itu mulai takut.

"Kalau kau tahu gangster terkejam, kau pasti mengenalku." Alexa membekap mulutnya sendiri.

Wajah itu! Mata itu!
Pria itu kemudian sadar dengan siapa ia bertarung.

Matilah aku! Dia Leader dari TBG!! Bahkan obat yang kuberikan hanya melemahkannya sedikit.
Tangan pria itu bergetar hebat, bahkan pistolnya terjatuh.

Sebenarnya, Alexa sudah tidak kuat lagi. Kaki dan tangannya sudah bergetar, napasnya juga tidak teratur, ditambah ia harus menahan perih dari peluru yang menggores kepalanya.

"Bagaimana? Pergi sekarang atau kuajak semua anggotaku untuk memburu.kalian.satu.per.satu." Alexa menatap pria itu horor.

"Ma-Maaf... A-Aku tidak t-tahu... Tolong jangan bu-bunuh aku..." pria itu langsung berlutut sambil bergetar hebat dan berkeringat dingin.

"Kalau begitu kau tau harus apa, bukan?" Alexa memberi aura membunuhnya.

"S... Semuanya mundur! Ki... Kita pergi dari sini!!" perintah pria itu, lalu lari terbirit-birit.

Namun terlambat, sirine mobil polisi dan ambulan sudah terdengar, bahkan sudah beberapa polisi sudah sampai.

"Polisi!! Angkat tangan kalian!!"

****
Segerombolan orang itu sudah ditangkap dan keterangan kronologi diceritakan oleh Alexander dan Fellix.

Kini, beberapa orang mengelilingi ambulan yang mengobati para lelaki dan Alexa.

"Oma, Al mana?" tanya Leo yang sudah diobati.

"Masih didalam. Leo gimana? Ada yang sakit?" risau oma.

"Masih nyeri sedikit, oma," kekeh Leo, menatap tangannya yang diperban.

"Oma, kami pamit ya," ujar Oliver yang baru datang bersama Eric.

"Istirahat aja dulu. Nanti lukanya tambah parah, lho," saran oma, diangguki keduanya.

"Permisi nyonya," sahut seorang wanita yang tak lain adalah dokter, membawa Alexa keluar.

"Ah, iya dok. Gimana cucu saya?" tanya oma, terselip khawatir.

"Luka di kepala sudah kami balut, untungnya hanya tergores," jawabnya.

"Saya salut pada anda, anda bisa menahan luka dan obat itu. Gadis normal biasanya akan langsung tumbang." dokter itu menatap Alexa.

"Sebenarnya obat apa, dok?" tanya Eric, tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.

"Obat perangsang. Namun dosis yang diterima adalah dosis orang dewasa. Anda beruntung cucu anda bisa menahannya."

Pantas saja, tubuhku rasanya terbakar.
Alexa memang mempelajari obat perangsang, namun ia tidak pernah merasakannya.

The Redemption [TERBIT]Where stories live. Discover now