6. Wanita Yang Mulia

83 15 16
                                    

Wanita itu tersenyum melihat aku dan Inara yang terkaget-kaget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wanita itu tersenyum melihat aku dan Inara yang terkaget-kaget.

"Umiiii!" ucapku dan Inara serentak.

Huft! ternyata itu Umi Khadijah. Syukurlah itu bukan Yumna, jika dia yang mendengar kata-kata ku tadi sudah pasti tamat riwayat persahabatan kami.

"Kenapa anak-anak umi kaget seperti ini?"

"Ya kaget lah, Umi. Umi datang tiba-tiba, tanpa salam, dan lansung menyambar obrolan kami," ucap Inara.

Umi hanya tersenyum melihat raut kekesalan dari anaknya.

"Ya sudah, umi minta maaf. Terus apa yang umi dengar itu benar? Syahla dan mas Zafran saling mencintai?"

"Iya, Mi. Umi benar sekali." dengan antusiasnya Inara menjawab pertanyaan umi, yang sebenarnya ditujukan kepadaku.

"Kalau seperti itu lebih baik disegerakan ya."

"Iya, Mi. Insyaallah, Syahla minta doa umi."

"Dengan senang hati, doa-doa umi selalu menyertai anak-anak umi," kata umi.

"Terimakasih, Mi. Tapi Syahla minta, umi jangan dulu kasih tahu Yumna ya, Mi," ucapku.

"Kenapa begitu? Kalian kan bersahabat, sudah seharusnya Yumna tahu kabar gembira ini, Nak," ujar umi.

Aku langsung menunduk, rasanya hati ini berdesir perih. Iya, ini memang kabar gembira bagiku tapi tidak dengan Yumna. Bagi Yumna, ini adalah kabar buruk yang memporak porandakan hatinya. Aku tidak ingin sahabatku terluka.

"Karena Yumna juga mencintai mas Zafran, Mi." ucapku dengan lirih, perih rasanya jika mengingat hal itu.

"Masyaallah, kenapa bisa seperti itu?"

Aku menggeleng kuat, aku tidak bisa menjawab pertanyaan umi Khadijah. Karena diriku saja masih bertanya-tanya. Kenapa bisa seperti ini, kenapa ini terjadi kepadaku, dan kenapa harus mas Zafran yang dicintai Yumna.

"Sudah, Mi. Yang terpenting sekarang umi tutupi saja dulu kabar ini dari semua orang, terutama dari Yumna. Kita tunggu waktu yang tepat sebelum." kata Inara memberi pengertian kepada uminya.

Karena memang seharusnya kabar ini dirahasiakan. Kabar pinangan saja sebaiknya tidak diumbar umbar, apalagi kabar mas Zafran yang masih tahap mengutarakan rasa.

"Baik, umi paham. Semoga niat baik Syahla dan Zafran diberi kemudahan oleh Allah swt." ucap umi sambil mengelus lembut tanganku.

Aku tersenyum dan mengaminkan ucapan umi. Karena sesungguhnya setiap kata yang keluar itu merupakan doa.

"Dan untuk masalah Yumna, umi cuma bisa berdoa supaya menemukan jalan keluar secepatnya."

"Jangan lupa doain Ara juga, Mi. Doain Ara supaya cepat ada yang meminang. Supaya Ara gak jadi obat nyamuk kalo lagi ngumpul sama kakak-kakak Ara." ucap Ara yang membuat umi terkekeh.

Takdir Cinta Syahla (END)Where stories live. Discover now