: S U N G H O O N

13.2K 4.1K 1K
                                    

Kecepetan gak sih up nya? :v







PRANG!






"Sunghoon, lo ngapain hah?!" Seru Jake marah, berbeda dengan Euijoo yang diam membeku karena mangkuk bubur yang ia bawa dibanting keras oleh orang yang mendapat julukan pangeran es itu.

Gimana tidak marah, Sunghoon tiba-tiba membanting mangkuk bubur dan hampir mengenai kakinya. Dan... bubur itu kan untuk Jungwon!

"Kalian lupa? Tadi pagi Jay bilang jangan makan nasi," ucap Sunghoon, terlihat tidak merasa bersalah.

"Emangnya kenapa sama nasi?" Tanya Sunoo terheran-heran.

Sunghoon tidak menjawab, memilih diam saja. Amarah Jake terpicu, hampir saja maju jika Nicholas tidak menahannya.

"Jangan pake emosi, ayo kita bahas sama-sama dengan kepala dingin," ucapnya mendudukkan Jake ke karpet.

"Kak Euijoo, gue bantuin ya," tawar Taeyong membantu membersihkan bubur yang berceceran di lantai beserta pecahan mangkuknya.

"Iya, makasih," jawab Euijoo datar, datar sekali.

"Kalian gak apa-apa, kan?"

Nicholas mengangguk menjawab pertanyaan Hanbin yang baru saja datang.

"Loh, Jungwon udah ketemu?!"

"Iya, untungnya dia masih hidup. Kita lagi tunggu Jay dateng, oh iya Jay sama Kak Heeseung kemana?!" Tanya Sunoo baru sadar kalau kedua orang itu tidak kembali juga.

"Jay di belakang, berantem sama Jaeho. Dan... Sungchul dibunuh."

"APA?!"

"Aw!" Ringis Euijoo ketika punggung tangannya tak sengaja terkena pecahan mangkuk yang dipegang Taeyong.

"Ya ampun, maaf kak! Duh, gue ambil obat merah dulu, deh."

"Mau kemana?" Tanya Sunghoon merentangkan tangan kanannya, mencegah Taeyong pergi. "Diem disini dan tunggu yang lain dateng."

"Ta-tapi tangannya Kak Euijoo-"

"Sebentar lagi yang lain bakal kesini, otomatis kita bisa tau siapa pelakunya karena dia pasti gak ada disini, pelakunya lagi dikejar Kak Geonu, kan?" Potong Sunghoon cepat, tersenyum miring melihat reaksi seseorang yang gelisah.

"O-oh, oke..."































































Geonu berdecak kesal, dia kehilangan jejak si pelaku. Larinya cepat sekali, dia sampai kewalahan. Peluh membasahi keningnya, lelah juga berlari mengitari asrama.

"Hhh, orangnya kemana, ya? Kok tiba-tiba gak ada," herannya, memilih keluar dari dalam gudang, karena tadi dia melihat pelakunya mengarah kesini.

Tapi kok tidak ada?

"Apa gue salah liat kali ya? Apa mungkin dia gak masuk gudang, tapi lari kesini biar gue terkecoh? Ah, tau lah!"

Buru-buru ia keluar dari gudang, menggerutu kesal karena usahanya sia-sia. Di benaknya ia bingung, siapa sih pelakunya?

Dia tidak tahu, karena orang itu memakai topi. Kalau saja tidak, mungkin dia bisa menebak-nebak lewat rambut.

Duk!

"Eh, Heeseung?" Geonu mengerjap-ngerjapkan matanya, terkejut karena Heeseung menabraknya dari depan. "Lo dari mana? Kok keringetan? Mana muka lo panik begitu? Dan, darah di baju lo asalnya dari mana?! Lo luka?!"

Heeseung meneguk ludahnya kasar, panik melandanya. "Da-Daniel... Daniel..."

"Hah? Daniel kenapa?!"

"Gue ke kamar satu untuk cek Daniel, sebelumnya gue denger suara orang jatuh. Lebih tepatnya pas gue habis teriak-teriak suruh siapin air hangat sama bubur."

"Terus Daniel?!"

"Pas gue kesana, ada genangan darah di deket pintu. Dan Daniel gak ada!"


















































Sunghoon meneguk segelas air putih, lalu meletakkan gelasnya di meja. Sejak tadi dia berpikir, karena itu dia memisahkan diri dari yang lain.

Loh, tadi katanya jangan kemana-mana? Dia ke dapur cuma sebentar kok, dia haus.

"Hhh, sampai kapan ya gue nginap disini?" Tanyanya bergumam.

"Sampai kapan ya? Entah, gue juga gak tau."

Sunghoon terkejut, langsung membalikkan badan menghadap seseorang.

"Maaf kak."

"Lo mau ngapain?!" Seru Sunghoon panik melihat orang itu mengenggam pisau dapur.

"Mau tusuk pisaunya..."

"Jangan gila!"






JLEB!






"ARGHHHH!"

Serangan meleset, lengan kanan Sunghoon lah yang menjadi tempat menancapnya pisau dapur. Jika tidak segera menggerakkan tangannya untuk menghalangi, pasti dadanya yang tertusuk pisau.

Dia mengerang memegangi lengannya. Orang itu tertawa, tapi tak bertahan lama sebab mendengar suara langkah kaki mendekat.

Orang itu melirik meja di kirinya. Tanpa membuang waktu lagi, dia mengambil piring kaca di atas sana.

Memukul kepala Sunghoon dengan keras dengan itu, sebelum berlari kabur lewat pintu kaca yang terbuka.

Bloody Dorm | I-LAND ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz