: T H E F O U R T H V I C T I M

13.4K 4K 998
                                    

Seisi asrama benar-benar dibuat panik. Daniel hilang entah kemana, Sunghoon pingsan di dapur dengan kepala dan lengan berdarah, Sungchul meninggal, dan yang paling mengejutkan adalah Euijoo yang tiba-tiba muntah darah saat hendak membuang pecahan mangkuk dan buburnya.

Situasi mulai kacau, gawat! Nicholas yang terlampau panik langsung cepat-cepat membuat cairan infus ala kadarnya, sesuai yang diajarkan saat latihan organisasi dulu.

Kondisi yang paling parah saat ini adalah Jungwon, dia belum makan berhari-hari, nafasnya melemah, suhu badannya semakin dingin.

Kei frustasi, tapi tangannya bergerak cepat membantu Nicholas mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan. Seon dan Kyungmin berlari kesana-kemari mencari Daniel, Jimin dan Jaeho sibuk memindahkan mayat Sungchul ke gudang dibantu oleh Jay, sisanya tetap di ruang tengah, berkumpul bersama.

Kecuali Heeseung dan Geonu yang pergi entah kemana.

"Perban ditaruh dimana?!" Tanya Sunoo berteriak.

"Di laci deket tv!" Jawab Niki berteriak juga.

Sunoo membuka satu persatu laci, mengobrak-abrik isinya, masa bodo isinya berantakan, nanti bisa diberesin lagi.

Setelah mendapat apa yang dibutuhkan, ia segera menghampiri Hanbin dan memberikan perbannya. Dia yang baru kembali dari kamar mandi dibuat kaget melihat Sunghoon dibopong ke ruang tengah dengan kepala berdarah seperti tadi.

Pasti rasanya sakit...

Jaebeom mengangkat sedikit kepala Sunghoon, memberikan ruang agar Hanbin bisa memasang perbannya dengan baik dan tepat, tentunya setelah diberi kapas dan plester agar darah tidak keluar.

"Kak Euijoo gak berhenti muntah!" Seru Taeyong kalang kabut, datang dari kamar mandi untuk memberi info.

"Kenapa dia bisa muntah begitu?!" Tanya Kei keras, konsentrasinya mulai goyah.

"Gue gak tau!"

Jake melipat kedua tangannya di depan dada. "Tadi dia bikin bubur, kan? Dia pasti nyicipin buburnya, pastiin rasanya enak atau enggak."

Taeyong semakin panik. "Oh iya! Terus gimana dong?! Kalau dia muntah terus nanti kehabisan darah!"

"Heeseung mana?!" Tanya Youngbin baru datang setelah membersihkan darah di dapur.

"Gak tau, Kak Geonu juga gak ada!" Jawab Niki mondar-mandir tidak jelas.

"Duh, kenapa dia bisa gak ada?!"

"Mana gue tau! Emangnya kenapa sih?!"

Youngbin mengangkat sebuah benda persegi panjang berwarna hitam. "Gue nemu hpnya di lantai dapur."











































































Ceklek! Ceklek! Ceklek!

Gagang pintu dinaik-turunkan terus menerus, tapi pintu tak kunjung terbuka!

Heeseung dan Geonu bingung harus bagaimana sekarang. Ketika mereka hendak ke ruang tengah, ada orang menarik paksa mereka dan mendorong mereka masuk ke dalam gudang, kemudian menutup pintu dan menguncinya.

Pintunya tebal, sulit bila didobrak. Sudah berteriak berkali-kali pun tidak ada yang dengar, apalagi jarak gudang jauh dari ruangan lain, paling terpencil dan terbelakang.

"Kita gak mungkin kekurung disini sampai berhari-hari, kan?" Tanya Geonu cemas.

"Gak, gak mungkin. Siapapun buka pintunya!" Sergah Heeseung lalu kembali berteriak seraya menggedor-gedor pintunya.

Geonu menyandarkan diri ke dinding, mendongak menatap ventilasi kecil di atas sana. Tidak mungkin mereka keluar lewat situ, yang ada malah tersangkut.

"Disini bau banget, kita bisa mati gak kalau cium bau ini terus?" Tanya Geonu tiba-tiba. Bau yang dimaksud adalah bau mayat Taki dan Yoonwon yang ditutup kain di sudut ruangan sana.

"Gak tau... pokoknya kita harus keluar dari sini, firasat gue gak enak," jawab Heeseung disertai gelengan.






BRAK!





Keduanya terlonjak, reflek menjauh ketika sesuatu di luar menghantam pintu dengan keras.

"Karena lo lihat gue, lo harus mati sekarang juga!" Seru seseorang di luar sana.







BUGH!

BUGH!

BUGH!






DOR DOR DOR!

"Siapa di luar?!" Teriak Geonu menggedor pintu, tapi tak ada jawaban, yang terdengar hanyalah suara pukulan bertubi-tubi.

"Haha, mati, mati, mati!"






JLEB!






"SIAPA DI LUAR?! BUKA PINTUNYA!" Teriak Geonu lagi.

Keadaan berubah hening. Tidak ada lagi suara pukulan, tidak ada lagi suara benturan di pintu. Dia menatap Heeseung, keringat dingin mulai muncul di keningnya.

"Barusan... ada yang dibunuh?"
















































Kyungmin celingak-celinguk memeriksa sekitar, membawa sebuah kamera yang dia taruh di tempat tersembunyi di dekat halaman belakang.

"Mereka harus liat ini, supaya mereka semua tau kalau pembunuhan ini gak main-main," gumamnya penuh tekad, sebelum melangkah ke ruang tengah.

Tapi, belum lima langkah, dia dikejutkan dengan genangan darah mengalir dari balik dinding. Kamera di genggamannya terjatuh, kakinya langsung berlari untuk melihat.

Badannya oleng, berpegangan ke dinding. Mendadak ia gemetar, kepalanya pusing.

Sampai akhirnya, pundaknya ditarik paksa menghadap ke belakang, sebelum kerah bajunya dicengkram kuat sampai dia sedikit tercekik. Dia gemetar, sorot matanya ketakutan.

"Apa yang lo lakuin, Kyungmin? Lo yang bunuh Kak Seon?" Tanya Jay dengan tatapan tajamnya, seolah-olah akan menembus siapapun yang dilihatnya.












"Apa yang lo lakuin, Kyungmin? Lo yang bunuh Kak Seon?" Tanya Jay dengan tatapan tajamnya, seolah-olah akan menembus siapapun yang dilihatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih pagi mata
berkaca-kaca...
😭😭😭😭
Salfok Geonu bareng
Heeseung terus 😭 dan
Jay sama Jungwon 😭

Bloody Dorm | I-LAND ✓Where stories live. Discover now