Chapter 24.

920 78 9
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!

Kini usia kandungan Nisa sudah memasuki angka 9 bulan. Artinya 6 bulan sudah kehidupan keluarga kecil Nisa Terlewati.

Hampir 1 tahun kehidupan Noura dan Noufal berjalan tanpa adanya sosok ayah disisi mereka. Walau begitu, Semangat anak kembar itu tidak pernah patah.

Yang menjadi tujuan mereka 1, membanggakan Mamahnya, dan juga Alan papahnya yang sudah berbeda Alam dengan mereka.

Siang ini, Noufal seperti biasa menemani Nisa yang duduk di taman belakang. Nisa bilang, ia ngidam melihat bunga di taman.

Noufal mengerutkan dahi, karna melihat mamahnya yang terus bergerak gelisah.

"Mamah kenapa??" Tanya Noufal pada Nisa.

Nisa mengusap perut buncit nya. "Gak tau, perut mamah sedikit nyeri"

"Nyeri?? Apa mungkin mamah mau lahiran?? Kita kerumah sakit yuk mah" Ucap Noufal dengan raut wajah panik.

"Gak mungkin lah, kan kata dokter masih 1 minggu lagi mamah Bersalin."

Noufal mengusap perut Mamahnya, lalu mendekatkan telinganya di perut Nisa. "Dedek mau keluar ya??"

Nisa tertawa sebentar karna tingkah putranya, lalu tak lama dia merasakan jika perutnya begitu terasa sakit.

Melahirkan Noura dan Noufal dulu membuat Nisa hafal rasa sakit ketika memasuki pembukaan awal.

"Noufal...perut mamah...sakit" Ucap Nisa tercekat.

Noufal membulatkan matanya. Dia bingung harus melakukan apa. Dia tidak tahu, sungguh dia tidak tahu.

Noufal pun menuntun Nisa. "Ayo mah, kita ke rumah sakit."

Noufal berjuang sekuat tenaga saat menuntun Nisa ke arah mobil dengan berjalan tertatih.

Noufal mendudukan mamahnya di sebelah kursi kemudi. Tidak ada waktu baginya untuk memanggil Ambulace.

"Mamah yang tenang ya, kita kerumah sakit sekarang. Noufal mohon mamah tahan dulu ya. Oke"

Setelah berucap, Noufal langsung menancap gas ke arah rumah sakit terdekat.

***

Noura sedang memperhatikan Dosen yang tengah menerangkan materi. Tiba tiba gadis itu merasakan getaran di saku celananya.

Ternyata sang adik lah yang menelponnya. Gadis itu memasang Earphone di telinga sambil memeriksa keadaan kelas.

"Kak, lo kerumah sakit sekarang. Mamah mau lahiran!"

Jantung Noura berpacu begitu cepat kala mendengar suara adiknya yang bgitu terpogoh.

Noura pun langsung meminta izin kepada Dosen yang tengah mengajar. Awalnya begitu Drama, tetapi setelah diberi penjelasan, Dosen itu mengerti dan memeperbolehkan Noura pulang.

Tidak butuh waktu lama, Noura menemukan mobilnya di area parkiran dan langsung meluncur ke lokasi yang dikirmkan Noufal.

***

Noura menghampiri Noufal yang tengah duduk di kursi tunggu bersama dengan sahabat ibu mereka. Yolan, Rere dan Resa.

"Tante...gimana keadaan mamah??" Tanya Noura dengan deru nafas tak beraturan.

Rere mengusap lengan Noura. "Kamu tunggu dulu ya, Mamah kamu lagi bersalin. Doakan yang terbaik aja ya sayang."

Noura mengangguk, lalu setelah itu menatap Noufal yang berdiri di depan pintu ruangan bersalin. "Bukannya kata Dokter masih 1 minggu lagi. Kok bersalinnya sekarang??"

Noufal menggelengkan kepala. "Gue juga gak tau kak."

"Pasti Mamah kalian baik baik aja. Hal kaya gitu biasa terjadi. Kalian tenang ya" Ucap Resa lembut.

Noura dan Noufal mengangguk. "Iya tante"

20 menit menunggu, terdengar suara tangisan bayi yang begitu menggema sampai lorong rumah sakit.

Mata Noufal membola sempurna. "Kak, adek kita udah lahir kak"

Noura mengangguk antusias. Yolan dan Rere pun saling berpelukan.

***

Noura terus mengecupi punggung tangan Nisa dengan lembut. "Maafin Noura ya Mah, harusnya Noura cuti aja biar Noufal sama Mamah gak kesusahan tadi"

"Gapapa sayang. Lagian kan ada tante Yolan tadi yang bantu mamah" Ucap Nisa sambil mengusap surai putrinya.

Noufal menatap adik laki laki nya, yang baru saja lahir ke dunia ini. Bayi kecil itu, begitu tenang di dekapan mamah mereka.

"Kalian dulu kaya gini. Kecil. Cuma bedanya, kalian berdua. Satu di gendong sama Mamah kamu, satunya lagi sama papah kamu" Ucap Yolan di samping Noufal.

Tatapan Noufal menjadi sendu kala mendengar kata 'Papah'. Adiknya baru saja lahir, tapi dia tidak pernah tahu seperti apa sosok pahlawan bertopeng pahlawan itu.

Noufal pun menggendong adik kecilnya dengan hati hati. Semua menatap Noufal bingung, apa yang ingin pemuda itu lakukan.

Noufal mengecup pipi adiknya pelan, lalu mendekatkan bibirnya di telinga bayi mungil itu. Berkumandang lah Adzan dari bibir Noufal.

Pemuda itu ternyata mengadzankan adiknya dengan begitu lembut nan Indah.

Begitu teriris kala mendengar suara Adzan dari putranya untuk adiknya. Harusnya Alan yang melakukan ini. "Mas, anak kamu sudah lahir" Ucap Nisa dalam hati.

TBC

KALIAN NANGIS GAK SIHH??? AUTHOR YANG NULIS, KENAPA IKUT NANGIS....KENAPA!!!!

KENAPA!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adakah yang kesel sama Author karna alur ceritanya diluar Ekspetasi??? Kalo ada ayo keluarkan unek unek kalian😂😂 BIAR GRRGET

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adakah yang kesel sama Author karna alur ceritanya diluar Ekspetasi??? Kalo ada ayo keluarkan unek unek kalian😂😂 BIAR GRRGET.

THANK YOU BANGET BUAT KALIAN YANG ANTUSIAS SAMA CERITA INI SAMPE KOMEN KAYA DI ATAS BIKIN AUTHORNYA NGAKAK SENDIRI.

OKE AKAN AUTHOR KASIH TAU NIH....JADI GINI NANTI ITU....


NAH GITU.

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang