Chapter 30.

805 62 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!

KALAU ADA TYPO ATAU KURANG JELAS, KOMEN

Nisa terus saja melihat ke arah luar rumah dari jendela. Sudah pukul 8 malam putri sulungnya tak kunjung pulang.

Alan menatap istrinya khawatir, sedari tadi wanita itu terus bolak balik. Alan memang mengkhawatirkan putri sulungnya, tapi Alan juga mengkhawatirkan kondisi Nisa yang tengah hamil.

"Mas, coba kamu telpon Noura lagi. Udah malem ini loh" Ucap Nisa dengan menghentak hentakan kakinya di lantai.

Alan menghampiri sang istri dan memeluk tubuh mungil wanita itu. "Kamu yang tenang sayang, Mas yakin sebentar lagi Noura pulang kok."

"Ya kapan Mas, gak mungkin kan jadwal kuliahnya sampe malam gini."

Baru Alan ingin membuka mulut, tiba tiba terdengar suara deru mobil masuk ke pekarangan rumah mereka.

"Itu pasti Noura" Ucap Nisa cepat dengan berjalan keluar rumah.

Sore tadi cuaca sedikit hujan berangin, jadi sudah di pastikan kondisi lantai teras Mansion mereka basah. Nisa tidak sengaja menginjak air bekas hujan dan membuat wanita itu terpeleset.

Sepertinya Dewi Fortuna selalu berada di pihak Nisa. Belum sempat dia terjatuh, tangan Noura lebih sigap menarik dan menahan tangannya.

Jantung Alan berpacu begitu cepat kala melihat istrinya hampir saja terjatuh di hadapannya. Pria itu pun langsung menarik Nisa kedalam pelukannya.

Wajah Nisa telihat sangat pucat, mungkin efek terkejut tadi.

"Mamah, mamah gapapa?" Tanya Noura.

Alan menatap Noura. "Kamu dari mana aja jam segini baru pulang?? Kamu mikirin gak, kalo mamah sama papah khawatir nunggu kamu?!"

Ada rasa nyeri di dada saat mendengar suara tinggi papahnya. Baru kali ini, Papahnya membentak dirinya.

"Maaf Pah" Ucap Noura dengan menundukan kepala.

"Sabar Mas" Ucap Nisa dengan mengusap lengan suaminya.

Noura menatap sendu sang ibu. "Maafin Noura Mah, kalo aja Noura gak pulang malem, pasti--"

"Shttt, enggak sayang. Mamah aja yang gak bisa hati hati. Anak mamah dari mana aja?? Kenapa jam segini baru pulang??" Ucap Nisa dengan mengusap surai putrinya.

Noura menatap Papahnya sebentar, lalu kembali menatap Mamahnya. "Tadi ada tugas baru dari Dosen lewat via WhatsAap, jadi Noura langsung pergi ke kampus terus ngerjain di rumah temen. Maaf ya Mah Pah, Noura udah bikin kalian khawatir."

"Apa Handphone kamu mati sampe kamu gak bisa hubungi orang rumah??!" Ucap Alan sedikit menaikan oktaf suaranya.

"Udahlah Mas, ngapain kamu bentak bentak anak aku. Kamu gak denger dia lagi banyak tugas. Ayo sayang, kamu mandi terus kita makan malam ya"

Alan sangat jarang sekali marah kepada anak anaknya. Tapi jika sudah mulai marah, pasti pria itu akan membentaki mereka bedua.

Dan Nisa juga sangat tidak suka jika ada yang membentaki anak anaknya, sekalipun itu suaminya.

Alan mengusap wajahnya kasar kala melihat wajah bersalah putrinya dan melihat wajah marah istrinya, membuat dirinya frustasi.

***

Dalam guyuran air, Noura menikmati rasa dingin dan sakit pada dadanya.

Melihat Mamahnya yang hampir saja terjatuh, membuat jantungnya ikut berdetak sangat cepat, dan rasa sakit itu baru saja menguak Pada jantungnya.

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang