36

169 12 0
                                    

Happy reading dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian teman-teman;)

***

Nayla terbangun dari tidurnya padahal matahari belum memunculkan sinarnya. Waktu masih menunjukkan pukul 04.20 dan Nayla sudah terbangun. Ponselnya berdering, Nayla mengernyit bingung. Siapa yang menelponnya subuh-subuh begini? Dengan malas Nayla pun mengambil ponselnya yang berada di samping bantalnya. Ternyata video call dari Zara.

Dengan sigap Nayla mendudukan dirinya dan mengangkat panggilan tersebut.

"Lama banget lo ngangkatnya," cibir Zara disebrang sana.

Nayla terkekeh melihat ekspresi sepupunya yang sedang kesal itu.

"Sorry Ra. Btw kenapa nelpon subuh-subuh begini?" tanya Nayla bingung.

"Subuh apaan, orang disini masih malem juga!" kata Zara dengan sedikit ngegas.

"Kita kan beda waktu Raa," ucap Nayla yang sedikit kesal terhadap sepupunya yang mudah lupa ini.

"Hehe lupa Nay," ungkap Zara dengan kekehannya.

"To the point lo kenapa VC gue?"

Terlihat Zara disebrang sana sedang berjalan kearah balkon kamarnya.

"Gue kangen soalnya."

"Tumben lo!" cibir Nayla dengan tangan yang menopang dagunya.

"Kata Papa, Om Wijaya kecelakaan apa bener?" tanya Zara memastikan.

"Iya bener," jawab Nayla dengan lesu.

"Sabar ya. Lo harus tetep semangat!" ucap Zara dengan senyumnya.

"Udah mau pagi nih. Gue tutup dulu yah," ucap Nayla.

"Yah padahal masih kangen," ucap Zara dengan lesu.

"Ntar lagi tunggu disekolah," ucap Nayla agar sepupunya itu tidak sedih.

"Yaudah deh, bye!" ucap Zara dengan melambaikan tangannya dan tidak lupa senyumannya.

"Bye Ra," ucap Nayla dengan melambaikan tangannya juga.

***

"Reno bangun!" ucap Sinta untuk kesekian kalinya.

"Apaan sih ganggu aja lo," ucap Reno dengan suara khas orang bangun tidur dan menutup wajahnya dengan bantal.

"Bangun! Lo gak mau sekolah?" tanya Sinta dengan garang.

"Lima menit," ucap Reno dengan menunjukkan kelima jarinya.

"Gak ada! Cepet bangun," ucap Sinta dan kali ini ia menyibakkan selimut tebal yang menutupi tubuh Reno.

"Iya-iya," pasrah Reno dan mulai berjalan menuju kamar mandi.

Di tempat lain, seorang gadis berjalan dengan rantang di tangan kanannya. Gadis itu Nayla. Ia berada di lorong rumah sakit yang masih sepi dan berniat mengecek keadaan Papanya dan juga memberikan sarapan kepada Kakaknya.

NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang