Chap 2

10.9K 1.2K 51
                                    

Kegiatan pagi pertamaku...

(name) mengikat rambutnya asal sebelum ia mulai melakukan kegiatan paginya. Memasak untuk dirinya dan Kageyama.

Wanita itu memakai apronnya lalu mengikatkan talinya ke belakang tubuhnya. Ia lalu membuka pintu kulkas, membawa beberapa sayuran dan daging mentah untuk ia masak.

Kemarin setelah acara pernikahan selesai, (name) dan Kageyama mampir ke sebuah supermarket untuk berbelanja bahan-bahan dapur.

Mereka ingin esok hari mereka makan masakan rumahan yang dibuat sendiri. Tidak mau membeli dari luar atau menghangatkan makanan.

Karena itulah pagi ini (name) sudah sibuk di dapur. Ia mulai memotong sayuran segar yang ada di depannya. Beberapa alat dapur seperti panci dan wajan sudah tersimpan di atas kompor.

Saat tengah fokus memotong, wanita itu mendengar suara derap langkah mendekatinya. Ia melirik sesaat, melihat suaminya yang sedang berjalan ke arahnya.

"Apa yang akan kau buat?" tanya Kageyama.

(name) menjawab tanpa mengalihkan pandangannya.

"Hanya menu sarapan biasa," balasnya. Kageyama lantas ber-he ria.

Karena terlalu fokus, (name) sampai tak sadar Kageyama sedari tadi memperhatikan dirinya sambil menopangkan dagunya. Pria itu bahkan sampai memiring-miringkan kepalanya saat mengamati wajah sang istri.

Mulai merasa aneh, wanita itu melirik pada Kageyama. Ia sedikit tersentak kala melihat suaminya begitu jeli memperhatikan dirinya.

"A-ada apa?" tanya (name) sambil berusaha mengatur detak jantungnya.

"Tidak ada," balas Kegayama cepat.

(name) hanya bergumam gugup. Ia lalu kembali melanjutkan kegiatannya dan berusaha untuk tidak menghiraukan Kageyama.

Sesaat setelahnya, Kageyama mendekatkan dirinya pada (name) lalu memegang tangan sang empu yang sedang memotong sayuran.

"Biar aku yang memotong sayuran itu. Kau siapkan menu makanan yang lain," ujar Kageyama.

(name) sedikit mengernyitkan dahinya. "Kau yakin bisa memotong semua sayuran ini?" tanyanya memastikan.

Kageyama mengangguk mantap. "Aku harus membantu istriku ketika dia sedang merasa kesusahan atau kerepotan," terangnya, membuat (name) berbinar seketika.

Sebetulnya (name) sedang tidak merasa kesusahan. Tapi karena Kageyama sudah menawarkan dirinya, jadi ia mempersilahkan sang empu untuk membantunya.

"Hati-hati saat memotongnya ya," ujar (name).

"Hm," balas Kageyama singkat.

Wanita itu tersenyum sekaligus merasa senang karena suaminya punya inisiatif sendiri. Hal kecil seperti itu cukup membuat hati (name) menghangat.

Kau sudah dewasa, Tobio-kun.

***

"(name), aku sudah memotong semua sayurannya."

"Sudah? Kalau begitu masukkan ke dalam pan-"

"Hm? Kenapa?"

"Potongannya... Sangat tidak simetris sekali."

"I-ini simetris! Lihat, bahkan ukurannya sama!"

"Hah~ kurasa aku harus membawamu ke klinik mata."

"Kenapa? Mataku sehat."

"Hm... Ya. Syukurlah kalau matamu sehat."

Ukurannya beda semua dibilang sama.

...meskipun aneh tapi masak bersamanya memberikan kesan tersendiri untukku.

TBC

My Husband {Kageyama Tobio}Where stories live. Discover now