Chap 10

9.6K 929 237
                                    

Sekaku apapun Tobio-kun...

(name) terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Tubuhnya menghadap Kageyama yang sedang duduk di kursi tepat di sebelahnya. Tangannya menggenggam erat jemari suaminya.

"Tobio-kun, perutku... Sakit..." ujarnya.

Kageyama menatap sendu pada (name). Ia merasa sangat tidak tega melihat istrinya yang sedang kesakitan itu. Perutnya mulai merasakan kontraksi yang amat hebat sejak beberapa jam yang lalu.

Pria bersurai biru tua itu hanya bisa membalas genggaman sang istri. Sesekali ia juga mengelus perut (name), berharap hal itu bisa meredakan rasa sakitnya meskipun sesaat.

"Bersabarlah. Rasa sakitmu akan terbayar dalam beberapa jam lagi," ucap Kageyama sambil mengecup lembut punggung tangan (name).

Wanita itu hanya bisa mengangguk. Ia semakin meremas tangan Kageyama, membuat pria itu menatap nanar pada sang istri.

Berjuanglah, (name). Demi anak kita.

***

Pasutri bermarga Kageyama itu nampak masih terlelap dalam tidurnya. Selimut hangat nan tebal membalut tubuh mereka, membuat mereka semakin nyaman dalam tidurnya.

"Kaa-san... Kaa-san..."

Mendengar suara bisikan tepat di telinganya, (name) membuka kelopak matanya perlahan, mendapati seorang gadis kecil cantik berusia lima tahun sedang menatapnya.

"Ohayou. Ternyata putriku sudah bangun," ujar (name) sambil tersenyum dan mendudukkan dirinya di atas kasur.

Gadis kecil bersurai biru tua itu tersenyum riang. Ia memiringkan kepalanya, menatap seseorang yang masih bersembunyi di balik bantal.

Paham kemana arah tatapan putri kesayangannya, (name) tersenyum kecil.

"Bangunkan Tou-sanmu. Tapi ingat, pelan-pelan saja," ujarnya.

Gadis kecil itu mengangguk antusias lalu menaiki ranjang kasur. Ia menoel-noel lengan Kageyama menggunakan telunjuk kecilnya.

"Tou-san... Sudah pagi... Tou-san..." ujarnya. Namun usaha yang ia lakukan tak kunjung membangunkan sang ayah.

Putri kecil Kageyama itu menopangkan dagunya seolah sedang mencari ide. (name) yang melihat itu hanya terkekeh.

Perlahan gadis kecil itu mengangkat jari telunjuknya. Nampaknya ia sudah mendapatkan cara untuk membangunkan sang ayah.

Gadis kecil itu mendekatkan mulutnya pada telinga sang ayah lalu berbisik.

"Tou-san, Paman Atsumu bilang dia ingin membawaku dan menjadikanku sebagai anaknya."

Seketika Kageyama bangun dari tidurnya dan langsung duduk di atas kasur.

"Hah?! Tidak! Tidak boleh!" ujarnya lantang.

(name) dan putrinya tertawa melihat reaksi Kageyama. Mereka bahkan sampai menyeka sudut matanya saking merasa lucu dengan respon pria yang satu ini.

Melihat istri dan anaknya sedang menertawakan dirinya, Kageyama menarik paksa putrinya ke dalam pelukannya lalu menduselkan hidungnya dengan gemas pada pipi sang putri.

"Oh jadi putriku sudah berani menjahili Tou-sannya. Belajar darimana hm?" ujarnya. Gadis kecil itu tertawa geli.

"Dari Kaa-san," ujarnya cepat, membuat Kageyama langsung melirik (name).

(name) yang dilirik seperti itu langsung berubah gugup. "T-tidak... Aku tidak-"

"Sini kau, (name)!" ujar Kageyama memotong ucapan (name) lalu menggelitikinya.

(name) tertawa karena merasa geli oleh Kageyama yang terus saja menggelitikinya. Putri kecilnya yang melihat sang ibu yang sedang dihukum oleh ayahnya lantas menengahi dengan menyelip di tengah-tengah mereka.

"Tou-san, Kaa-san, aku juga ada di sini lho... Kalian tidak melupakanku kan?" ujarnya, membuat (name) dan Kageyama tertawa kecil.

Mereka berdua lantas memeluk putri kesayangannya secara bersamaan. Sang anak yang merasa hangat dan nyaman lantas balas memeluk kedua orang tuanya.

"Aku menyayangi kalian," ujarnya.

(name) mengecup sayang pipi putrinya disusul Kageyama yang mengecup puncak kepala sang empu.

"Kau adalah gadis manis kesayangan Tou-san dan Kaa-san. Kau juga adalah malaikat kecil kebanggaan kami yang membuat kami menjadi orang yang paling bahagia di dunia," terang Kageyama.

Gadis kecil itu tersenyum lalu mengecup (name) dan Kageyama secara bergiliran.

"Kalian adalah orang tua yang terbaik dalam hidupku."

***

"Kaa-san, aku pergi ke dapur lebih dulu ya! Aku akan menyiapkan semua bahan-bahan untuk membuat sarapan!"

"Tentu, sayang."

"Sampai jumpa di dapur!!"

Drap drap drap

"Dia selalu bersemangat seperti biasa."

"Hm. Oh ya, (name)."

"Ada apa?"

"Aku ingin memberikan adik untuk putri kita."

"Eh? Lho?! Apa maksudnya?! Dia baru berumur lima tahun, Tobio-kun!"

"Kenapa? Tidak ada salahnya kan?"

"I-iya tidak salah. Tapi dia masih kecil!"

"Hm, baiklah. Kita tunggu satu tahun lagi."

"Tidak secepat itu juga!"

...dia akan berubah menjadi pria berhati lembut di hadapan putri kesayangannya.

-END-

Makasih banyak buat kalian yang udah baca series Kageyama Tobio💙💙

Terus terang aja, series selanjutnya aku bakal bikin versi.... MIYA ATSUMU!!!

Mungkin sekian dari series Kageyama. Matane~~ sampai ketemu di series selanjutnya!!!!

Untuk kalian yang selalu mendukung kami, kami ucapkan banyak terima kasih karena sudah menjadi saksi biksu perjalanan kami hingga sekarang. Do'akan kami agar kami selalu menjadi keluarga bahagia yang dipenuhi oleh keceriaan.
- Kageyama Tobio & Kageyama (name)

My Husband {Kageyama Tobio}Where stories live. Discover now